x

Dokter dan Akademisi Surabaya Suarakan Keprihatinan atas Arah Kebijakan Kemenkes

waktu baca 3 menit
Selasa, 20 Mei 2025 23:17 71 Pramitha

TODAYNEWS.ID – Sejumlah tokoh dan alumni Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) bersama elemen akademisi dari berbagai institusi yang tergabung dalam Arek Kedokteran Suroboyo menggelar aksi damai di halaman Gedung A FK Unair pada Selasa (20/5).

Aksi ini merupakan bentuk respon atas kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dinilai tidak berpihak pada prinsip keilmuan dan independensi profesi medis.

Salah satu alumni senior FK Unair dr Poedjo Hartono SpOG(K) menyampaikan bahwa sejumlah kebijakan Kemenkes dalam setahun terakhir mencerminkan pola pendekatan otoriter yang minim ruang dialog.

“Selama ini, kolegium berada di bawah kendali organisasi profesi untuk menjamin kualitas dan etika. Ketika intervensi dilakukan terhadap lembaga independen ini, itu sama saja dengan menggerus otonomi profesi,” ungkap dr Poedjo.

Ia menyebut kebijakan mutasi mendadak tenaga kesehatan, serta pembekuan sepihak pendidikan spesialis di rumah sakit pendidikan utama, sebagai langkah-langkah yang tidak melalui evaluasi yang adil dan menyeluruh.

“Kami bukan menuntut demi dokter, tapi demi mutu layanan kepada masyarakat. Jika sistem diganggu, maka kualitas pelayanan ikut terganggu. Dan itu sudah terjadi,” katanya.

dr Poedjo juga mengkritisi pendekatan kebijakan yang dianggap tidak menyentuh akar persoalan layanan dasar kesehatan di Indonesia.

“Negara tetangga sudah menuntaskan layanan dasar. Kita masih berkutat dengan kematian ibu, stunting, dan TBC. Tapi yang dibahas justru alat-alat canggih tanpa SDM yang siap,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, dr Bambang Wicaksono SpBP, selaku koordinator aksi, menekankan bahwa gerakan ini muncul dari kegelisahan kolektif komunitas medis selama dua tahun terakhir.

“Kami ingin menunjukkan bahwa dunia kedokteran sedang dalam kondisi yang tidak baik. Kami solid dari ujung barat sampai timur Indonesia. Saatnya ada solusi konkret, bukan kebijakan tambal sulam,” tegasnya.

Aksi tersebut juga menghasilkan enam poin sikap resmi dari komunitas “Arek Kedokteran Suroboyo”, yang terdiri dari guru besar dan alumni FK Unair, sebagai berikut:

Menolak segala bentuk dominasi Kemenkes atas kolegium yang seharusnya independen, sebagaimana dipaksakan dalam regulasi turunan UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023.

Mengecam tindakan sepihak berupa mutasi tenaga kesehatan dan penghentian proses pendidikan spesialis tanpa dasar evaluasi yang sahih dan terbuka.

Meminta agar penghinaan atau narasi negatif terhadap profesi dokter dihentikan, terlebih bila disampaikan oleh pejabat publik.

Mendesak revisi menyeluruh atas UU Kesehatan 2023 dan aturan turunannya yang berpotensi merusak sistem pendidikan dan pelayanan kedokteran.

Mendorong terbentuknya forum dialog nasional yang setara dan konstruktif antara Kemenkes, organisasi profesi, serta institusi pendidikan medis.

Menuntut agar penghentian kegiatan pendidikan di RS pendidikan utama segera dicabut, dan institusi pendidikan dilindungi dari tekanan politik.

Para peserta aksi berharap agar pemerintah terbuka terhadap aspirasi dan masukan yang disampaikan, demi masa depan sistem kesehatan nasional yang lebih bermutu dan berkeadilan.

Post Views72 Total Count
LAINNYA
x