x

Kejagung Periksa 12 Saksi Kasus Dugaan Korupsi Minyak Mentah, Ada Eks Dirut Pertamina

waktu baca 2 menit
Rabu, 7 Mei 2025 12:07 215 Afrizal Ilmi

TODAYNEWS.ID — Tim penyidik Jampidsus Kejaksaan Agung memeriksa 12 saksi dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang. Pemeriksaan ini terkait periode 2018 hingga 2023.

Salah satu saksi yang dipanggil adalah Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) periode 2018-2024. Ia diperiksa untuk mendalami perannya dalam tata kelola minyak mentah.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, menyebut ME dari PT Adaro Minerals Indonesia juga diperiksa. “Penyidik telah memeriksa ME selaku Division Head Integrated Fuel Supply Chain PT Adaro Minerals,” ujar Harli.

Selain Nicke dan ME, sepuluh saksi lain turut diperiksa oleh penyidik. Mereka berasal dari berbagai perusahaan energi dan anak usaha Pertamina.

Saksi ISK menjabat sebagai Direktur PT Bumi Siak Pusako. MHN hadir sebagai saksi dari pihak PT Trafigura.

MA, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, ikut diperiksa oleh tim penyidik. Sementara IM menjabat sebagai Oil Commercial International Manager di Medco E&P Indonesia.

Nama MG disebut sebagai Manager Treasury PT Pertamina International Shipping. HASM juga diperiksa karena pernah menjabat VP Crude & Gas Operation di perusahaan yang sama.

WWN dari Petronas Carigali Ketapang Ltd turut dipanggil penyidik. FM dari PT British Petroleum juga hadir untuk memberikan keterangan.

Dua saksi lainnya berasal dari PT Pertamina Patra Niaga, yaitu EAA dan HA. EAA adalah mantan manajer mining, sedangkan HA menjabat manajer non-mining periode 2018-2020.

“Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud,” jelas Harli. Ia menekankan pentingnya keterangan para saksi untuk mengungkap peran masing-masing.

Sebelumnya, Direktur Keuangan ADRM, Heri Gunawan, juga telah diperiksa pada 28 April 2025. Pemeriksaan ini menyangkut pembelian minyak mentah secara korporasi oleh ADRM.

“Apakah misalnya ada pemesanan terkait dengan produk kilang minyak misalnya BBM. Nah, barangkali seputaran itu kita belum tahu pasti, tapi tentu ada korelasinya,” ujar Harli.

Dugaan korupsi bermula dari praktik impor BBM yang dilakukan meski stok dalam negeri masih surplus. Para pelaku sengaja mengimpor demi keuntungan pribadi.

Mereka juga memanipulasi harga BBM untuk mendapatkan keuntungan secara ilegal. Kerugian negara ditaksir mencapai Rp193,7 triliun pada tahun 2023.

Pertamina diduga turut melakukan pengoplosan BBM jenis Pertalite dengan Pertamax. Campuran tersebut kemudian dijual kembali sebagai Pertamax dengan harga lebih tinggi.

 

Post Views216 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pilkada & Pilpres

INSTAGRAM

1 day ago
1 day ago
2 days ago
2 days ago

LAINNYA
x