x

Fathi Optimis Pemerintah Jaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Gejolak Global

waktu baca 2 menit
Jumat, 25 Apr 2025 17:20 71 Afrizal Ilmi

TODAYNEWS.ID — Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Demokrat, Fathi, menegaskan keyakinannya terhadap kekuatan pemerintah menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia menanggapi optimisme Menteri Keuangan Sri Mulyani soal proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025.

Meskipun Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan menjadi 4,7 persen, Sri Mulyani tetap percaya Indonesia bisa tumbuh 5 persen.

Fathi menyatakan bahwa kepercayaan tersebut beralasan dan berlandaskan strategi ekonomi yang jelas.

“Pemerintah di bawah Presiden Prabowo berkomitmen memberi stimulus pro-rakyat,” kata Fathi di Jakarta, Jumat (25/4/2025).

Ia menyebut strategi tersebut mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi yang solid dan inklusif.

Fathi menyebut, berbagai kebijakan fiskal dan moneter selama ini berhasil menjaga stabilitas. Ia menyoroti keberlanjutan proyek nasional, penguatan industri, serta ekspor non-migas sebagai kunci pertumbuhan.

Kolaborasi lintas lembaga dan percepatan realisasi anggaran, menurut Fathi, sangat diperlukan. Ia juga mendorong penguatan UMKM dan sektor produktif lain di tengah tekanan global.

Dalam menghadapi perang tarif global, Fathi mengapresiasi perluasan pasar ekspor ke ASEAN, BRICS, dan Eropa. “Itu adalah respons adaptif terhadap kebijakan tarif AS,” ujarnya.

Fathi menegaskan pentingnya tetap menjaga optimisme disertai kewaspadaan. Ia memastikan DPR siap mengawal kebijakan ekonomi agar tetap berpihak pada rakyat.

Sri Mulyani sebelumnya menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap berpeluang mencapai 5 persen. “Pertumbuhan tetap diperkirakan sekitar 5 persen,” ujarnya dalam konferensi pers KSSK II 2025.

Dalam laporan World Economic Outlook April 2025, IMF memang memangkas proyeksi ekonomi Indonesia dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen. Revisi ini dilakukan akibat meningkatnya tensi perang dagang global.

Sri Mulyani menekankan bahwa revisi IMF terhadap Indonesia masih lebih ringan dibanding negara lain. “Thailand direvisi turun 1,1 persen, Filipina 0,6 persen, dan Meksiko 1,7 persen,” jelasnya.

Ia menilai ketergantungan besar negara-negara tersebut pada perdagangan luar negeri memperburuk dampaknya. Sementara Indonesia punya kekuatan domestik yang cukup kuat menopang ekonominya.

Pemerintah akan terus memperkuat permintaan domestik lewat kebijakan fiskal dan moneter. “Dengan proyek strategis, ekspansi manufaktur, dan ekspor non-migas, ekonomi kita tetap prospektif,” tutup Sri Mulyani.

Post Views72 Total Count
LAINNYA
x