TODAYNEWS.ID – Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mengisyaratkan adanya kejutan dalam pertandingan melawan Australia di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Laga krusial ini akan digelar di Stadion Sydney Football pada Kamis (20/3/2025) sore WIB.
Meskipun baru beberapa bulan menangani skuad Garuda, Kluivert tetap optimistis dengan peluang timnya. Ia percaya bahwa para pemain sudah memahami apa yang diharapkan darinya dalam laga penting ini.
Sebagai mantan penyerang top Belanda dan Barcelona, Kluivert ditugaskan membawa Indonesia ke Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1938. Pertandingan melawan Australia akan menjadi salah satu ujian terbesar dalam misinya tersebut.
Dengan banyaknya pemain yang datang dari klub-klub Eropa, Kluivert mengakui bahwa waktu persiapan sangat terbatas. Namun, ia tetap yakin bahwa timnya siap menghadapi tantangan di Sydney.
“Saat ini, perubahan tidak mungkin dilakukan,” ujar Kluivert. “Tetapi tentu saja, ada hal-hal yang tidak dapat saya jelaskan di sini. Akan ada beberapa hal yang berubah, tetapi itu hanya di antara kami.”
Kluivert menegaskan bahwa para pemain sudah memahami strategi yang telah disiapkan. Mereka memiliki kepercayaan diri tinggi untuk memberikan perlawanan maksimal melawan Socceroos.
“Saya pikir tim sudah siap. Mereka tahu apa yang kami harapkan besok, jadi kami tidak sabar untuk memainkan pertandingan,” tambahnya.
Timnas Indonesia saat ini diperkuat oleh banyak pemain diaspora yang berkarier di Eropa. Sebagian besar dari mereka berasal dari Belanda dan bermain di level tinggi.
Skuad Garuda menunjukkan performa menjanjikan pada tahun lalu dengan menahan imbang Australia 0-0 dan mengalahkan Arab Saudi 2-0. Kini, mereka hanya terpaut satu poin dari Australia di peringkat kedua Grup C.
Dua tim teratas dari grup ini akan langsung melaju ke putaran final Piala Dunia 2026. Kemenangan atas Australia bisa menjadi langkah besar bagi Indonesia untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Kapten timnas, Jay Idzes, menegaskan bahwa Indonesia kini harus diperhitungkan di kancah internasional.
“Saya pikir tahun lalu kami telah menunjukkan, mungkin sedikit lebih, bahwa Indonesia adalah negara yang harus ditangani,” ujarnya.