TODAYNEWS.ID – Walikota Bandung, Muhammad Farhan meminta seluruh Camat dan Lurah di wilayah Kota Bandung untuk siaga menghadapi ancaman bencana akibat cuaca ekstrem.
Ia meminta seluruh Kantor Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandung dapat dijadikan sebagai posko siaga bencana yang beroperasi 24 jam.
“Dalam kondisi seperti ini, camat dan lurah harus menjadi garda terdepan dalam memastikan keselamatan warga. Jangan menunggu perintah. Segera ambil inisiatif dan berkoordinasi dengan dinas terkait,” tegas Farhan di Balai Kota Bandung, Senin (10/3/2025).
Beberapa wilayah yang mendapat perhatian khusus antara lain Gedebage, Cikutra, Antapani, Arcamanik, Andir, Buahbatu, Sekeloa, dan Ujungberung.
Ia meminta agar pemantauan di daerah-daerah rawan terus diintensifkan terutama untuk mengantisipasi banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Farhan juga menegaskan kesiapsiagaan menghadapi bencana bukan hanya tugas pemerintah pusat atau daerah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Oleh karena itu, ia meminta camat dan lurah untuk terus mengedukasi warganya tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, serta melakukan tindakan pencegahan lainnya.
“Kita masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Mulai dari memperbaiki tanggul, membersihkan saluran air, hingga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana. Ini semua harus kita lakukan bersama,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Farhan meminta arahan tegas kepada camat dan lurah untuk memastikan pelayanan publik tetap optimal.
Mulai dari pelayanan pemerintahan, penanganan banjir, pengelolaan sampah, hingga stunting dan TBC, menjadi perhatian utama.
“Saat banjir, masyarakat tidak peduli dari mana sumbernya, yang mereka inginkan adalah rumah mereka tidak kebanjiran,” katanya.
“Maka dari itu, camat dan lurah harus hadir di lokasi, meskipun mendapat keluhan atau dimarahi warga. Kehadiran kita memberikan efek psikologis yang baik,” tambahnya.
Terkait pengelolaan sampah, Farhan menegaskan bahwa target 700 RW KBS di akhir 2025 harus tercapai.
Ia meminta camat dan lurah untuk berkoordinasi dengan investor dan DLH terkait pemusnahan sampah.
“Pemusnahan sampah menjadi krusial untuk menghilangkan titik-titik penumpukan. Saya apresiasi camat dan lurah yang sudah mulai aktif menangani masalah ini, tetapi upaya harus terus ditingkatkan,” tegasnya.
Farhan juga menyoroti angka stunting dan TBC yang masih tinggi di Bandung meskipun pendapatan per kapita kota ini telah mencapai 8.000 USD.
“Ini menandakan tingkat ketimpangan ekonomi yang tinggi. Kita harus memastikan angka stunting dan TBC turun,” ujarnya.
“Setiap wilayah harus aktif melakukan patroli kesehatan dan mendata ibu hamil yang kekurangan gizi,” sambungnya.
Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pasar tumpah juga menjadi fokus. Farhan meminta lurah dan camat untuk melakukan pendekatan yang lebih humanis kepada para PKL untuk mencari solusi bersama.
“PKL dan ojek online adalah bagian dari ekosistem ekonomi kota ini. Kita harus memperlakukan mereka dengan bijak dan mencari solusi agar dampak ekonomi tidak semakin buruk,” pungkasnya.