TODAYNEWS.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), mempersiapkan program Gerakan Pangan Murah (GPM).
Program itu disiapkan Pemprov Jabar guna memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Terutama selama bulan Ramadan.
Plt Kepala DKPP Jabar, Siti Rochani memastikan kebutuhan masyarakat akan bahan pangan mengalami peningkatan selama bulan Ramadan ini. Baik untuk sahur maupun berbuka puasa.
Peningkatan ini, lanjutnya, turut berdampak pada lonjakan harga. Hal ini tentu akan dirasakan oleh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.
“Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang menangani ketahanan pangan, melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai langkah konkret dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan,” kata Hani-sapaan akrabnya, Selasa (4/3/2025).
Ia yakin dengan program GPM ini mampu menjaga keseimbangan pasokan sekaligus harga pangan di pasar selama Ramadan. Terutama di daerah yang mengalami atau berpotensi mengalami kelangkaan serta lonjakan harga.
“Dengan demikian, masyarakat tetap dapat mengakses bahan pangan dengan harga yang stabil meskipun permintaan meningkat,” tambahnya.
Program GPM sendiri, sambung Hani akan dilaksanakan di 27 kabupaten/kota yang menjadi barometer inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK), serta gejolak harga pangan.
Tentunya melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, dinas kabupaten/kota, organisasi perangkat daerah, asosiasi/pelaku usaha pangan, serta organisasi masyarakat agar lebih efektif.
“Sumber pasokan pangan dalam program ini berasal dari petani, distributor pangan, BUMN Pangan seperti Perum BULOG dan ID FOOD, serta pelaku usaha lainnya,” bebernya.
Komoditas pangan prioritas program GPM, adalah kebutuhan pokok strategis yang menjadi penyumbang inflasi atau volatile foods seperti beras, gula konsumsi, minyak goreng, bawang putih, daging sapi/kerbau dan daging ayam ras.
“Selain itu, komoditas lainnya seperti cabai merah keriting, cabai rawit merah, bawang merah, serta telur ayam ras juga menjadi bagian dari program ini, untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat,” katanya.
Salah satu mekanisme utama dalam program ini kata dia, adalah penetapan harga jual pangan yang lebih rendah dibandingkan harga pasar.
Hal ini dilakukan dengan mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) atau Harga Acuan Pembelian (HAP) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dengan demikian, masyarakat dapat membeli bahan pangan dengan harga yang lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh spekulasi pasar,” ujarnya.
Hani berharap, dengan serangkaian persiapan untuk program GPM pada Ramadan kali ini, dapat menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi pangan, meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan berkualitas, serta mendukung kesejahteraan petani dan pelaku usaha pangan.
“Melalui inisiatif ini, diharapkan bulan Ramadan dapat berlangsung dengan lebih tenang dan penuh berkah, tanpa beban lonjakan harga pangan yang meresahkan masyarakat,” tandasnya.(Mohammad)
57 Total Count