TODAYNEWS.ID — Pelatih Bhayangkara FC, Hanim Sugiarto, dengan lapang dada menerima kekalahan timnya dari PSIM Yogyakarta di final Liga 2 musim 2024/2025. Ia menilai pertandingan berlangsung seru dan menghibur, meski timnya harus puas sebagai runner-up.
Dalam laga yang digelar di Stadion Manahan, Solo, pada Rabu (26/2/2025), PSIM keluar sebagai juara setelah menang 2-1 atas Bhayangkara FC. Pertandingan berjalan ketat dan melelahkan, dengan kedua tim menampilkan permainan cepat dan ofensif.
PSIM memulai laga dengan agresif dan langsung unggul pada menit ke-9 lewat eksekusi tendangan bebas Rafinha. Bhayangkara FC baru bisa menyamakan skor di babak kedua melalui sundulan Felipe Rayan pada menit ke-71.
Ketika laga berlanjut ke perpanjangan waktu, pemain pengganti Roken Tampubolon menjadi pahlawan bagi PSIM. Golnya di awal extra time memastikan kemenangan bagi tim Laskar Mataram dan mengukuhkan mereka sebagai juara Liga 2 musim ini.
Usai laga, Hanim Sugiarto memberikan ucapan selamat kepada PSIM atas keberhasilan mereka meraih gelar juara. Ia juga mengapresiasi jalannya pertandingan yang berlangsung sengit dan menarik bagi para pecinta sepak bola Indonesia.
“Selamat untuk PSIM Yogyakarta yang telah meraih gelar juara Liga 2. Pertandingan yang luar biasa, layak dinikmati seluruh pecinta sepak bola Indonesia. Kedua tim bermain agresif, menghibur. Inilah tontonan menarik persepakbolaan Indonesia,” ujar Hanim dalam sesi konferensi pers.
Meski menerima hasil pertandingan, Hanim mengungkapkan bahwa ada insiden yang sempat memicu protes dari timnya. Gol kedua PSIM terjadi saat Bhayangkara FC ingin melakukan pergantian pemain, namun prosesnya dianggap terlalu lama sehingga mereka sempat kehilangan satu pemain di lapangan.
“Kami sebenarnya ingin memasukkan pemain pengganti saat itu karena kehilangan satu pemain. Prosesnya cukup lama menurut kami, dan seharusnya kami bisa segera melengkapi tim,” kata Hanim.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila respons dari timnya terhadap situasi tersebut dinilai berlebihan. “Kami mohon maaf jika respons yang kami lakukan berlebihan atau tidak patut,” tambah pelatih berusia 37 tahun itu.
Meski gagal meraih gelar juara, Bhayangkara FC tetap mencatat prestasi membanggakan musim ini. Mereka menjadi tim pertama yang memastikan promosi ke Liga 1 dan menunjukkan performa yang kompetitif sepanjang musim.
Namun, dalam partai final, Ilija Spasojevic dkk. cukup kesulitan menghadapi gaya bermain ofensif dari PSIM. Hanim mengakui bahwa timnya sudah menyusun strategi dengan baik, tetapi keberuntungan belum berpihak kepada mereka di laga ini.
“Bagaimanapun, di laga final semua ingin menang. Kami sudah menyusun rencana dengan baik, tapi mungkin jalannya pertandingan belum berpihak pada kami hari ini,” ujar Hanim.
Dengan hasil ini, Bhayangkara FC harus puas sebagai runner-up, sementara PSIM merayakan gelar juara pertama mereka di Liga 2. Kedua tim kini bersiap menghadapi tantangan lebih besar di Liga 1 musim depan.