JAKARTA, todaynews.id – Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (CORE) Muhammad Faisal merespons soal pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Selain itu, Presiden Prabowo juga telah resmi menunjuk tiga orang pejabat untuk memimpin BPI Danantara di antaranya; keponakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO).
Presiden Prabowo juga telah menunjuk dua petinggi lainnya yakni; Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara dan Rosan Roeslani sebagai Chief Excecutive Officer (CIO) Danantara.
Faisal imengungkapkan konsep Danantara memang cukup relevan untuk diterapkan dalam rangka mempercepat arus pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meski begitu, menurut Faisal, yang harus menjadi sorotan yaitu terkait bagaimana pelaksanaan mengenai tata kelola dan sistem yang ada di Danantara.
“Jadi Government-nya harus tepat, karena kalau dari sisi uang itu ya kerugiannyakan sudah jelas akibat pemangkasan,” kata Faisal kepada TODAYNEWS, Selasa (25/2/2025).
Di sisi lain, Faisal meminta pemerintah transparan terhadap pengelolaan BPI Danantara.
“Nah tapi pertanyaannya adalah bagaimana dengan Government dari tata kelola Danantara yang dibentuk ini yang akan mengelola uang dalam jumlah besar,” terang Faisal.
Pengawasan itu harus dilakukan, kata Faisal, lantaran modal awal Danantara bersumber dari APBN yang diambil dari rakyat.
Maka ada kewajiban Danantara untuk membuka akses tranparansi kepada publik.
“Nah sekarang kerugian yang telah terjadi dalam sektor-sektor yang dipangkas itukan sudah jelas, nah mesti keuntungan (Danantara) nya juga harus jelas dulu ini dan kalau bisa segera mungkin membuka nanti,” tandas Faisal.