TODAYNEWS.ID — AC Milan harus mengubur impian mereka untuk melangkah ke babak 16 besar Liga Champions 2024/2025 setelah ditahan imbang 1-1 oleh Feyenoord di leg kedua play-off fase gugur.
Hasil ini membuat Rossoneri tersingkir dengan agregat 1-2 setelah sebelumnya kalah 0-1 di leg pertama.
Bermain di San Siro pada Rabu, 19 Februari 2025, Milan tampil agresif sejak awal demi mengejar defisit satu gol. Mereka mendapatkan momentum cepat saat Santiago Gimenez mencetak gol pada menit pertama, memanfaatkan umpan dari Christian Pulisic yang diteruskan Malick Thiaw.
Gol ini membawa harapan besar bagi tim asuhan Stefano Pioli.
Sepanjang babak pertama, Milan mendominasi permainan dengan berbagai peluang emas. Rafael Leao, Tijjani Reijnders, dan Noah Okafor beberapa kali mengancam gawang Feyenoord, tetapi kokohnya lini pertahanan tim tamu membuat mereka gagal menambah keunggulan.
Hingga turun minum, skor 1-0 tetap bertahan.
Memasuki babak kedua, keadaan berubah drastis bagi Milan. Pada menit ke-51, Theo Hernandez menerima kartu kuning kedua karena dianggap melakukan diving di kotak penalti lawan. Wasit langsung mengusirnya dari lapangan, membuat Milan harus bermain dengan 10 orang selama sisa pertandingan.
Situasi ini dimanfaatkan Feyenoord untuk keluar menyerang. Hasilnya, di menit ke-73, Julian Carranza mencetak gol penyeimbang setelah menyambut umpan silang akurat dari Santiago Bueno. Sundulannya tak mampu dihalau kiper Milan, Mike Maignan.
Dalam kondisi tertinggal secara agregat, Milan mencoba bangkit dengan serangan bertubi-tubi di 10 menit terakhir. Namun, Feyenoord bermain disiplin dan pandai memperlambat tempo permainan. Tambahan waktu tujuh menit tak cukup bagi Milan untuk mencetak gol kemenangan.
Peluit panjang dibunyikan, skor tetap 1-1, dan Milan harus rela tersingkir dari Liga Champions. Feyenoord melaju ke babak 16 besar dengan keunggulan agregat 2-1, meninggalkan Rossoneri dalam kekecewaan mendalam.
Kegagalan ini menjadi pukulan telak bagi Milan yang musim lalu mampu mencapai semifinal. Kini, mereka harus mengalihkan fokus ke kompetisi domestik dan mencari cara untuk bangkit dari keterpurukan.