JAKARTA, todaynews.id – Menpora Dito Ariotedjo menegaskan, pemerintah tetap berkomitmen mendukung prestasi olahraga nasional meski melakukan efisiensi anggaran pada 2025.
Dito menyatakan bahwa pemangkasan anggaran mempengaruhi proyeksi program yang akan dijalankan.
Awalnya, pagu anggaran Tahun Anggaran (TA) 2025 ditetapkan sebesar Rp2,3 triliun, tetapi setelah efisiensi, jumlahnya berkurang menjadi Rp1,03 triliun atau turun sekitar 55,59 persen.
Pemerintah memangkas anggaran peningkatan prestasi olahraga dari Rp1,63 triliun menjadi Rp473,5 miliar.
Oleh karena itu, Kemenpora memprioritaskan dukungan pelatnas untuk SEA Games 2025 yang akan berlangsung di Thailand pada akhir tahun tersebut.
Menpora menegaskan bahwa seleksi atlet untuk SEA Games 2025 akan lebih ketat. Hanya atlet yang berpotensi meraih medali yang akan dikirim demi memastikan efektivitas penggunaan anggaran.
“Dari (alokasi awal) Rp1,6 triliun, kami merancang program pelatnas jangka panjang lima tahun. Namun, dengan anggaran yang ada saat ini, kami hanya bisa mempersiapkan pelatnas untuk SEA Games 2025,” ujar Dito mengutip pada Jumat (14/2/2025).
Kemenpora awalnya merencanakan pendanaan pelatnas jangka panjang untuk Asian Games, Asian Para Games, serta persiapan Olimpiade dan Paralimpiade 2028.
Namun, efisiensi anggaran memaksa penyesuaian terhadap program tersebut.
“Pemangkasan ini sangat signifikan bagi olahraga prestasi. Kami semula berencana mengirim lebih banyak atlet ke SEA Games, termasuk mereka yang tidak berpotensi meraih medali. Namun, sekarang seleksinya lebih ketat dan lebih terarah,” jelasnya.
Meski demikian, Menpora meyakini bahwa efisiensi anggaran ini tidak bersifat permanen. Ia melihatnya sebagai langkah adaptasi agar program yang dilaksanakan lebih tepat sasaran dan menghindari kebocoran anggaran.
“Efisiensi ini hanya berlaku pada tahun pertama. Kemenpora menerapkan strategi ini agar program ke depan lebih detail, tepat sasaran, dan memberikan dampak nyata,” ungkap Dito.
Selain olahraga prestasi, sektor lain di Kemenpora juga mengalami pemangkasan anggaran.
Anggaran untuk pelayanan pemuda berkurang dari Rp70,1 miliar menjadi Rp23,7 miliar, sementara pengembangan industri olahraga turun dari Rp67,3 miliar menjadi Rp20 miliar.
Hanya program pembudayaan olahraga yang mengalami peningkatan anggaran. Alokasinya naik dari Rp70,1 miliar menjadi Rp80 miliar karena dinilai memiliki multiplier effect bagi sosial dan ekonomi daerah.
Wakil Ketua Komisi X DPR, Esti Wijayati, memahami keterbatasan anggaran tetapi menegaskan pentingnya dukungan bagi program prioritas.
Ia mendorong Kemenpora untuk terus berkoordinasi dengan Kemenkeu dan Bappenas guna mencari solusi pendanaan tambahan.
“Kemenpora harus melakukan terobosan agar program prioritas kepemudaan dan keolahragaan tetap berjalan sesuai kebijakan Asta Cita,” ujar My Esti.