JAKARTA, todaynews.id – Pasar saham Indonesia masih tertekan dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Hingga penutupan perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,75 persen atau 116 poin, menetap di level 6.531,99.
Tekanan jual terjadi di hampir seluruh sektor saham, dengan 446 saham mencatatkan penurunan harga.
Sementara itu, 327 saham stagnan, dan hanya 182 saham yang mampu menguat di tengah tekanan pasar.
“Seiring dengan bursa regional, IHSG kembali ditutup di zona merah dan melanjutkan pelemahan lima hari berturut-turut. Saham perbankan dan blue chip masih menjadi pemberat utama pergerakan IHSG hari ini,” kata Tim Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Selasa (11/2/2025).
Sektor infrastruktur menjadi yang paling terpuruk dengan koreksi sebesar 2,35 persen. Disusul sektor energi yang turun 1,36 persen dan properti yang terkoreksi 1,2 persen.
Volume perdagangan hari ini mencapai 15,94 miliar lembar saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 1,27 juta kali.
Total nilai transaksi tercatat sebesar Rp12,67 triliun. Sementara nilai kapitalisasi pasar turun menjadi Rp11.184 triliun.
Tidak hanya IHSG, bursa saham Asia juga mengalami tekanan sepanjang hari ini. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,06 persen. Sedangkan, Shanghai Composite di Tiongkok melemah tipis 0,12 persen.
Pelemahan ini didorong oleh berbagai sentimen negatif, termasuk kebijakan ekonomi global yang kurang kondusif.
Kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Trump masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan pasar.
Terbaru, Trump kembali memberlakukan tarif 25 persen untuk impor baja dan aluminium. Keputusan ini memicu kekhawatiran investor terkait prospek perdagangan internasional.
Investor saat ini cenderung mengambil sikap wait and see, menunggu perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan global.
Pelaku pasar berharap ada katalis positif yang mampu membalikkan arah pergerakan IHSG dalam waktu dekat.
Analis memperkirakan tekanan jual masih akan berlanjut jika tidak ada sentimen baru yang mampu mengangkat kepercayaan investor.
Dalam beberapa hari ke depan, pergerakan pasar diprediksi tetap volatil dengan kecenderungan melemah.