TODAYNEWS.ID – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan warga dalam menghadapi potensi bencana, terutama saat memasuki musim hujan.
Hal itu ia sampaikan di tengah kegiatan Siskamling Siaga Bencana di Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Menurut Farhan, kondisi cuaca di Kota Bandung memang masih relatif baik. Namun, hujan deras di daerah utara Kota Bandung berdampak langsung ke wilayah Kota Bandung.
Salah satu contohnya, hujan deras di daerah Lembang sempat menyebabkan Sungai Cikapundung meluap hingga mengakibatkan genangan di kawasan Braga.
“Kita tidak bisa mengendalikan hujan di Lembang atau Manglayang. Hal yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah kita sendiri,” ujarnya.
Farhan meminta jajarannya siap siaga mengatasi berbagai potensi bencana di setiap wilayah yang memiliki karakter berbeda-beda.
Tak berhenti di potensi bencana, potensi kerawanan sosial pun menjadi atensi Pemkot Bandung. Farhan meminta seluruh jajaran memperhatikan dengan detail potensi ini.
“Saya minta dinas terkait menindaklanjuti, terutama soal banjir limpasan, kasus anak putus sekolah, dan curanmor yang marak di kawasan kos-kosan,” kata Farhan.
“Mari kita jaga kesiapsiagaan bersama, supaya risiko bencana bisa kita kendalikan,” ajaknya.
Dalam kesempatan itu, Lurah Cikutra, Asri Desriyani menyampaikan, wilayah Kelurahan Cikutra memiliki berbagai titik rawan bencana yang harus menjadi perhatian bersama.
“Kami mencatat potensi banjir limpasan di RW 3, 4, 6, dan 8,” ungkap Asri.
Ia menambahkan, daerah RW 15 yang berada di ketinggian sering menjadi pemicu aliran air ke RW di bawahnya.
“Jika debit air di RW 15 sudah tinggi, maka wilayah bawah pasti akan terdampak,” katanya.
Selain itu, Asri menyebut, pohon tumbang, kerusakan kirmir, dan kebakaran permukiman padat juga menjadi potensi kerawanan di Cikutra.
“Kami mendata pohon tumbang terjadi di RW 10, 11, 13, dan 14. Longsor kirmir di RW 6 dan 8 masih menunggu intervensi. Untuk kebakaran, RW 5 dan 6 pernah mengalami kasus konsleting listrik,” papar Asri.
Untuk menghadapi berbagai potensi itu, Kelurahan Cikutra telah membentuk tim tanggap darurat di tiap RW, merancang SOP evakuasi, menyiapkan posko bencana hingga dapur umum, serta memperkuat struktur relawan lokal.
Asri mendorong semua langkah itu harus disinkronkan dengan standar dari BPBD dan dinas teknis.
“Kesiapsiagaan bukan hanya soal alat dan anggaran, yang paling penting adalah koordinasi, kesadaran warga, dan data yang valid dari Laci (Layanan Catatan Informasi) RW,” ungkapnya.
Ia juga melaporkan adanya data sosial seperti anak putus sekolah, rumah tidak layak huni, serta rumah warga yang belum memiliki septic tank.
Melalui program Prakarsa, warga Cikutra pun mengusulkan sejumlah kebutuhan prioritas seperti perbaikan saluran air, pengadaan bioseptic tank untuk penanganan ODF, pengembangan Buruan Sae, dan perbaikan jalan.
Siskamling Siaga Bencana hari ini merupakan titik ketujuh. Rencananya, Pemkot Bandung akan menggelar kegiatan ini di 151 kelurahan guna memetakan potensi masalah dan menyelesaikannya satu per satu. ***
Tidak ada komentar