Wakil Ketua Umum Depinas SOKSI, Erwin Ricardo Silalahi. (Istimewa) TODAYNEWS.ID – Wakil Ketua Umum Depinas SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Erwin Ricardo Silalahi mengapresiasi kepemimpinan konsolidatif Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang telah mengkonsolidir potensi kolektif kader SOKSI, sehingga SOKSI semakin percaya diri menyiapkan strategi organisatorisnya sebagai mesin pemenangan Partai Golkar pada Pemilu 2029.
Erwin Ricardo meminta semua slagorde Golkar khususnya barisan kader SOKSI untuk menyatukan tekad dan mendukung sikap serta kebijakan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dalam mengkonsolidir seluruh elemen kepartaian.
Menurut Erwin Ricardo, sangatlah wajar apabila Ketua Umum Partai Golkar ikut turun gunung mengkonsolidir slagorde Golkar termasuk SOKSI apabila ada sengketa internal.
“Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar memang memungkinkan hal tersebut, mengingat SOKSI secara organisatoris menyalurkan aspirasi politiknya melalui Golkar. SOKSI memang berafiliasi secara politik kepada Golkar,” urai Erwin Ricardo.
“Yang pasti SOKSI mengambil posisi di garda terdepan untuk mengawal kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang mampu membangun soliditas dan stabilitas Partai Golkar. Di mana hal itu akan sangat menentukan stabilitas koalisi partai-partai pendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” tegas Erwin Ricardo.
Erwin Ricardo yang juga kader senior SOKSI menepis pernyataan dari pihak Ali Wongso Sinaga, yang menuduh Ketua Umum SOKSI Mukhamad Misbakhun telah melakukan pembegalan terhadap SK Menkumham atas hasil Munas SOKSI tahun 2017.
“Justru Ali Wongso yang membegal konstitusi SOKSI. Munas SOKSI tahun 2017 itulah yang tidak punya legal standing, malah telah menabrak kepatutan konstitusional SOKSI,” timpal Erwin Ricardo yang saat ini mengemban amanah sebagai Waketum SOKSI di bawah kepemimpinan Ketua Umum SOKSI Mukhamad Misbakhun hasil Munas tahun 2025.
Terhadap riwayat dualisme SOKSI, Erwin Ricardo menjelaskan, memang pada tahun 2010 sempat ada friksi internal yang memperhadapkan kubu Ade Komarudin dan kubu Rusli Zainal.
“Tetapi, persoalan perkubuan itu akhirnya tuntas terselesaikan pada Munas tahun 2015 yang menghasilkan kepemimpinan Ade Komarudin sebagai Ketua Umum,” tegas Erwin Ricardo.
Menanggapi adanya klaim Ali Wongso bahwa Rusli Zainal telah memberikan mandat kepada pihaknya, Erwin Ricardo menjelaskan bahwa hal itu sebagai klaim sepihak yang tidak benar.
“Sebab Pak Rusli Zainal telah membantahnya bahwa ia tidak pernah menandatangani mandat kepada siapapun atau pihak manapun untuk meneruskan legalitas kepemimpinannya,” ungkap Erwin Ricardo.
Menurut Erwin Ricardo, regenerasi kepemimpinan nasional SOKSI telah berlangsung sesuai ketentuan konstitusi SOKSI yakni berlangsungnya satu kali Munas dalam siklus lima tahunan. Hal itu terbukti dengan pergantian Ketua Umum dari Ade Komarudin kepada Ahmadi Noor Supit pada Munas tahun 2020, dan pergantian jabatan Ketua Umum dari Ahmadi Noor Supit kepada Muhamad Misbakhun pada Munas tahun 2025.
Erwin Ricardo yang juga kader Golkar ini menilai kepemimpinan Misbakhun sebagai Ketua Umum SOKSI justru menjadi kekuatan baru bagi SOKSI.
“Pak Misbakhun berhasil mengangkat citra Golkar di panggung parlemen sebagai kekuatan politik teknokratis. Beliau juga berhasil mewarnai kebijakan pemerintah dalam bidang fiskal dan ekonomi moneter,” pungkas Erwin Ricardo.