
TODAYNEWS.ID – Kegiatan Safari Natal Semarang kembali diselenggarakan pada perayaan Natal 2025. Kegiatan ini telah berlangsung secara rutin sejak tahun 2021. Momen Natal dijadikan ruang perjumpaan dan membangun persaudaraan lintas agama dan kepercayaan di Kota Semarang.
Sebanyak 50 orang rombongan lintas agama dan kepercayaan mengunjungi Gereja Kristen Indonesia (GKI) Karangsaru Semarang. Kunjungan dilakukan usai umat GKI Karangsaru melangsungkan ibadah Natal, dengan tujuan menyampaikan ucapan Selamat Natal secara langsung kepada umat Kristen.
Pada kunjungn kedua, rombongan menuju ke Keuskupan Agung Semarang sebagai representasi umat Katolik. Dalam kesempatan tersebut, para peserta Safari Natal bertemu Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr. beserta Kuria Keuskupan Agung Semarang. Mereka menyampaikan ucapan Selamat Natal secara langsung.
Koordinator Persaudaraan Lintas Agama (Pelita), Setyawan Budy, menegaskan bahwa Safari Natal memiliki makna penting dalam merawat atmosfer kota yang damai.
“Inisiatif kawan-kawan lintas agama dan kepercayaan ini menunjukkan bahwa tradisi suatu agama bisa dirayakan bersama-sama oleh umat dari semua tradisi religius lain. Ketika umat Kristen dan Katolik sedang merayakan Natal, kita bisa ikut bersukacita, apa pun latar belakang kita. Inilah praktik nyata hidup rukun di tengah keberagaman,” kata Wawan, sapaannya.
Koordinator GUSDURian Semarang, Nuhab Mujtaba, menekankan bahwa kegiatan ini sejalan dengan ajaran K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tentang wajah Islam yang berpihak pada kemanusiaan, perdamaian, keadilan.
“Ancaman polarisasi sosial-politik masih terus ada. Kita butuh cara-cara sederhana namun bermakna untuk menunjukkan bahwa perbedaan agama dan kepercayaan tidak menghalangi kita untuk saling menyapa, dan bersama menjaga semangat kebangsaan. Kita sedang membangun modal sosial di Kota Semarang,” tutur dia.
Sementara itu, Ruwiyati, pegiat Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Universitas 17 Agustus (Himakertayasa Untag) Semarang, menyoroti makna kehadiran lintas iman sebagai upaya memperjuangkan kesetaraan dan pengakuan.
“Bagi penghayat kepercayaan, Safari Natal ini menunjukkan bahwa ruang perjumpaan yang setara bisa diciptakan, ketika semua keyakinan diperlakukan sebagai bagian sah dari kehidupan berbangsa. Di sini terlihat, nilai luhur kemanusiaan tumbuh dari saling mengenal dan saling menghormati, bukan dari penyeragaman tradisi,” jelasnya.
Safari Natal Semarang 2025 diikuti oleh berbagai organisasi dan komunitas, antara lain Persaudaraan Lintas Agama (Pelita), EIN Institute, GUSDURian Semarang, PMKRI Semarang, HMJ SAA UIN Walisongo Semarang, Himakertayasa Untag Semarang, AMSAW Jawa Tengah 3, Gemapakti Semarang, Duta Damai BNPT Jawa Tengah, serta Kopri PMII Jawa Tengah.
Para peserta Safari Natal Semarang 2025 berharap nilai-nilai persaudaraan, solidaritas, dan kemanusiaan terus tumbuh dan menguat di Kota Semarang, dan Semarang bisa menjadi contoh praktik baik kehidupan lintas identitas religius di Indonesia.