TODAYNEWS.ID – Setiap tanggal 6 Juni diperingati sebagai Hari Tempe Nasional oleh para pelaku usaha tempe. Tahun ini, perayaan HARTEMPENAS dilakukan di Hotel Salak Heritage, Bogor, pada 14 Juni 2026. Perayaan kali ini lebih mirip syukuran karena pemerintah resmi mengajukan Budaya Tempe sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO pada Maret 2025.
Dalam rangkaian acara HARTEMPENAS, diadakan Rembug Budaya Tempe yang diikuti pejabat pemerintah, pakar pangan, budayawan, dan pelaku tempe. Prof Dr Hardinsyah, Ketua Forum Tempe Indonesia (FTI), mengatakan, Luar biasa momentum perayaan HARTEMPENAS tahun ini menggelar Rembug Budaya Tempe…
Menurut Prof Hardinsyah, pengajuan Budaya Tempe ke UNESCO sudah dimulai sejak 2014.
“Perjuangan kami bersama rekan-rekan akhirnya diterima pemerintah untuk diajukan ke UNESCO,” ujarnya.
Penetapan resmi menunggu sidang UNESCO di 2026.
Ketua Umum GAKOPTINDO, Aip Syarifuddin, menyatakan Rembug Budaya Tempe jadi tempat menyuarakan aspirasi para perajin tempe.
“Ada sekitar 170.000 pengrajin tempe di Indonesia yang produknya bahkan diekspor ke dunia,” ungkapnya.
Ia berharap hasil rembuk menjadi rekomendasi pemerintah untuk melestarikan budaya tempe.
Rembug Budaya Tempe di Bogor dipandu oleh Prof Alie Humaedi dari BRIN. Diskusi terbagi tiga sesi, yaitu tempe dalam diplomasi budaya, transmisi ke generasi muda, dan tantangan peluang budaya tempe secara nasional dan internasional.
Rembug menyimpulkan empat rekomendasi penting untuk UNESCO:
1. Tempe harus jadi media diplomasi kuliner Indonesia.
2. Pengrajin tempe harus mendapat akses modal, teknologi, dan pasar internasional.
3. Riset dan inovasi produk tempe harus didorong.
4. Tempe perlu diajarkan di sekolah dasar dan menengah, serta dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya.
Komitmen Gerakan Bersama stakeholder tempe dan bangsa Indonesia kuat mengawal Budaya Tempe sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Tempe adalah warisan budaya Indonesia untuk dunia.
Walikota Bogor, Dedie A. Rachim, menyambut baik kehadiran eksportir tempe ke 10 negara.
“Senang tempe disukai warga mancanegara dan bangga karena makanan sederhana ini tinggi protein pengganti hewani,” katanya.
Prof Ahmad Sulaeman, Ketua PERGIZI PANGAN Indonesia, mengatakan peringatan HARTEMPENAS makin berarti dengan program Makan Bergizi Gratis di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Tempe jadi bagian penting dalam pemenuhan protein nabati program ini. “Tempe superfood asli Indonesia, bergizi tinggi dan harga terjangkau,” ujar Prof Ahmad.
Tempe juga sudah diterima masyarakat luar negeri karena gizi dan manfaat fermentasinya. Doktor kimia di Texas AS, Xenia Tombokan, pernah bekerja di minyak kini jadi pengrajin tempe.
“Nilai tempe bisa diterima di AS jika edukasi benar,” jelasnya.
Xenia berharap tempe bisa sejajar dengan tahu sebagai protein dunia.
Masyarakat luar negeri semakin gemar tempe sebagai sumber protein nabati. Tempe jadi favorit kaum vegan di berbagai negara. Cucup Ruhiyat, pelopor ekspor tempe, mengatakan ekspor sudah ke lebih dari 10 negara seperti AS, Jepang, Cina, Arab Saudi, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, dan ASEAN.
Sejak berdiri pada 2008, Forum Tempe Indonesia (FTI) fokus menaikkan kelas pengrajin tempe agar memenuhi standar keamanan pangan yang higienis.
M. Ridha, Sekjen FTI, menyatakan bahwa tempe unggul karena kandungan proteinnya tinggi. Namun, kualitas tempe sebagai bahan pangan juga harus selalu ditingkatkan. Kini, masyarakat dan para stakeholder dapat dengan mudah menemukan pengrajin tempe yang kami kurasi dalam hal keamanan pangan melalui website kami.
FTI telah mengkurasi ratusan pengrajin tempe yang memenuhi standar keamanan pangan dari seluruh Indonesia. Daftar lengkap pengrajin ini bisa ditemukan di website resmi FTI, www.mytempe.id. Website ini juga berfungsi sebagai media literasi khusus dunia tempe dan kedelai. Selain itu, FTI aktif menggunakan media sosial seperti Instagram (@mytempe_id) dan YouTube Mytempe Indonesia untuk menyebarkan informasi.
Melalui siaran pers ini, FTI berharap lebih banyak pengrajin tempe bergabung dalam daftar kurasi kami. Hal ini agar masyarakat lebih mudah mencari tempe berkualitas yang aman dikonsumsi. FTI juga mengajak semua pihak ikut menyebarluaskan manfaat tempe, khususnya pada generasi muda melalui kampanye #TEMPEPANGANGENERASIEMAS. Kampanye ini menegaskan bahwa tempe adalah warisan budaya leluhur yang kaya akan gizi.
MyTempe adalah inisiatif FTI sebagai media untuk menyampaikan pesan positif tentang tempe. Kami berusaha menjaga budaya tempe agar tetap lestari dan dikenal dunia. Dengan kekuatan media sosial dan berbagai platform komunikasi, MyTempe menjadi sumber informasi terpercaya tentang tempe, olahan tempe, dan produk kedelai lainnya. Situs kami menampilkan katalog produsen tempe yang telah kami kurasi dalam hal produksi higienis.
Terdapat lebih dari seratus produk UKM dari berbagai daerah yang sudah bergabung. Pengunjung dapat mencari produk sesuai wilayah dan mengakses link ke media sosial atau e-commerce masing-masing UKM. FTI bersama stakeholder tempe selalu memperingati Hari Tempe Nasional (Hartempenas) setiap 6 Juni. Namun, tahun ini acara diundur menjadi 14 Juni 2025 dan berlangsung di Hotel Royal Salak Heritage, Bogor, dalam acara Rembug Budaya Tempe.