TODAYNEWS.ID – Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina, menyoroti laporan keuangan PT Pertamina (Persero) yang terus menunjukkan penurunan pendapatan.
Ia mendesak Pertamina untuk memperkuat strategi efisiensi biaya, diversifikasi pendapatan non-migas, dan menjaga keberlanjutan aset strategis negara di tengah tren penurunan harga minyak global.
“Laporan keuangan yang kami terima menunjukkan adanya penurunan pendapatan sebesar minus 6% akibat harga minyak global turun hingga USD 56 per barel,” kata Nevy dalam keterangannya, Sabtu (13/9/2025).
“Pertamina harus memperkuat efisiensi biaya sekaligus diversifikasi pendapatan non-migas agar tetap tangguh menghadapi volatilitas harga energi,” lanjut Nevi.
Nevy menyoroti pentingnya transparansi kontribusi Pertamina terhadap keuangan negara, termasuk struktur pajak, PNBP, dan keberlanjutan dividen.
“Dividen Pertamina mencapai lebih dari Rp300 triliun per tahun. Kami ingin memastikan jangan sampai kewajiban setoran negara membebani arus kas perusahaan, apalagi di tengah harga energi yang fluktuatif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nevi juga memberikan perhatian serius terhadap turunnya produksi migas nasional dan efektivitas investasi eksplorasi. Ia meminta pemerintah memberi insentif fiskal yang tepat sasaran, bukan hanya menguntungkan kontraktor asing.
“Investasi eksplorasi harus efektif, risiko MEK dan COR harus dikendalikan, dan kita pastikan insentif fiskal tidak hanya menguntungkan pihak asing tetapi juga mendukung kedaulatan energi nasional,” tegasnya.
Selain itu, legislator Fraksi PKS itu pun menekankan agar roadmap proyek kilang (RDMP dan GRR) tidak menjadi stranded asset akibat transisi energi global.
“Pertamina harus memastikan proyek kilang benar-benar ekonomis, mampu menjawab kebutuhan nasional, dan tidak menjadi beban keuangan di masa depan,” jelasnya.
Lebih jauh, Nevi meminta kepastian regulasi agar investasi terbarukan dan bisnis karbon Pertamina dapat berjalan mulus.
“Kita ingin Pertamina menjadi pionir dengan target 50% pangsa pasar energi terbarukan, bukan sekedar simbolis, tapi betul-betul berkontribusi pada bauran energi nasional,” tegasnya.
Terakhir, Nevi menyoroti konsolidasi aset BUMN energi melalui skema dana investasi (INA).
“Kami ingin memastikan konsolidasi ini tidak mengurangi kontrol negara terhadap aset strategis. Negara harus tetap memegang kendali penuh,” tutup Nevi.
21 menit lalu
https://shorturl.fm/Qdyzh