Pelantikan forum posyandu dan forum pos PAUD Kota Semarang. Foto: Yunita/todaynews.idTODAYNEWS.ID – Kota Semarang mulai bertransformasi menjalankan layanan Posyandu dan Pos PAUD. Sebanyak 55 pengurus Forum Posyandu dan 39 pengurus Forum Pos PAUD masa bakti 2025–2030 resmi dilantik oleh Ketua Tim Penggerak PKK sekaligus Ketua Tim Pembina Forum Posyandu Kota Semarang, Lies Iswar Aminuddin, di Gedung PKK Kota Semarang.
Lies menegaskan bahwa Posyandu kini tidak lagi sekadar tempat penimbangan balita atau cek kesehatan lansia. Melalui kebijakan Posyandu 6 SPM, layanan akan diperluas dengan integrasi lima sektor tambahan: pendidikan, sosial, pekerjaan umum, ketertiban-linmas, dan perumahan–permukiman.
“Selama ini orang mengenal Posyandu sebagai tempat timbang balita. Sekarang tidak lagi. Penyelesaian masalah kesehatan tidak bisa berdiri sendiri. Harus disinergikan dengan pendidikan, sosial, hingga perumahan,” ujar Lies.
Lies menyampaikan bahwa banyak persoalan kesehatan justru bersumber dari isu non-kesehatan.
“Ada anak stunting karena rumahnya tidak layak. Itu tidak bisa diselesaikan sektor kesehatan saja. Kita perlu menggandeng perumahan, sosial, pendidikan. Inilah esensi Posyandu 6 SPM,” terangnya.
Karena itu, pembentukan Forum Posyandu dan Forum Pos PAUD menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan kolaborasi berjalan hingga ke level kelurahan.
Di sisi lain, Forum Pos PAUD juga mendapat perhatian karena banyak kelurahan dan kecamatan belum memahami peran kelembagaannya secara optimal.
“PAUD juga perlu transformasi. Era digital menuntut pendekatan baru dalam pembinaan anak dan edukasi orang tua,” jelasnya.
Ketua Forum Terpilih: Kejar Target 177 Posyandu 6 SPM Mulai Januari
Semeetara Ketua Forum Posyandu Kota Semarang terpilih, Daniel Diyanto, menegaskan komitmen percepatan transformasi. Dari 1.643 Posyandu yang ada, baru tiga yang berstatus Posyandu 6 SPM.
Forum Posyandu mentargetkan 177 Posyandu 6 SPM sebagai percontohan di seluruh kelurahan Kota Semarang mulai Januari 2025. Target ini akan dikejarnya melalui sejumlah pelatihan kader, Penyusunan juknis layanan Posyandu 6 SPM dan koordinasi berkala, Digitalisasi data Posyandu untuk analisis kebijakan., Posyandu ramah disabilitas sebagai layanan inklusif lintas usia dan Kampanye keluarga sehat dan pencegahan stunting.
Daniel menekankan bahwa Forum akan membangun pola kemitraan strategis dengan sektor swasta, akademisi, dan organisasi sosial.
“Kami tidak ingin bantuan yang sekali datang lalu hilang. Kemitraan harus punya alur jelas: pelatihan, pendampingan, evaluasi, lalu tindak lanjut,” terangnya.
Transformasi ini diharapkan mengubah Posyandu menjadi simpul layanan public.Posyandu tidak lagi hanya “tempat penimbangan”, tetapi pusat pemberdayaan keluarga berbasis kolaborasi menyeluruh.