x

Sekda Jabar Ajak Sesepuh Sunda Bantu Membangun Jawa Barat

waktu baca 2 menit
Senin, 14 Jul 2025 22:31 15 Asep Awaludin

TODAYNEWS.ID – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengajak para inohong atau sesepuh tokoh masyarakat Sunda untuk turut membangun Jabar.

Ajakan tersebut diungkapkan Herman Suryatman saat menghadiri kegiatan Sataun Lalampahan (Setahun Perjalanan) Majelis Musyawarah Sunda (MMS) di Bumi Aki Heritage Bandung, pada Minggu 13 Juli 2025 kemarin.

Menurut Herman, salah satu upaya yang bisa dilakukan para inohong tersebut, yaitu dengan memberi saran dan nasihat terkait isu-isu pembangunan di Jabar.

“Kami atas nama Pemda Provinsi Jawa Barat menyampaikan ucapan selamat hari ulang tahun yang pertama untuk Majelis Musyawarah Sunda yang satu tahun lalu didirikan oleh para sesepuh tokoh Jawa Barat di Gedung Sate dan sekarang menginjak tahun pertama,” tutur Herman.

Herman menuturkan, dalam perspektif budaya Sunda, Tri Tangtu Di Buana atau tata kelola pemerintahan efektif yang berdampak terhadap kesejahteraan dapat terwujud jika tiga pemangku kepentingan bahu-membahu.

Adapun tiga unsur pemangku kepentingan antara lain Prabu, Resi, dan Rama merupakan representasi dari unsur pemerintahan. Resi adalah para cendekiawan termasuk para inohong, sesepuh, pinisepuh. Lalu Rama adalah segenap warga masyarakat.

“Jadi kalau ingin Jawa Barat maju, kalau ingin Jawa Barat istimewa, yang diakhiri dengan gemah ripah repeh rapih, maka ketiga pemangku kepentingan ini harus bahu-membahu,” ucap Herman.

“Pemerintah, para sesepuh, para cendekiawan, dan warga masyarakat untuk membangun Jawa Barat tentu di segala bidang,”imbuhnya.

Menurut Herman, sejumlah inohong Sunda sudah masuk ke level internasional. Karenanya, para tokoh yang punya jam terbang, tentu punya kapasitas untuk memberikan saran, pandangan termasuk pendampingan bagi pembangunan Jabar.

“Kami butuh pandangan para inohong sesepuh dalam mengakselerasi pembangunan di Jawa Barat. Karena hari ini ke depan tidak ada superman, yang ada adalah super team,” ujarnya.

“Jadi yang tadi tiga unsur, tiga komponen Tri Tangtu Di Buana ya harus kompak. Karena tentu kami membuka diri, masukan saran dari semua pihak, bahkan kritik, dari sesepuh khususnya, dari pinisepuh, demikian juga dari segenap warga masyarakat. Kritik bagi kami adalah suplemen,”tandasnya.”***

Post Views16 Total Count

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x