TODAYNEWS.ID – Seorang santri berinisial AZX (9), asal Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, menjadi korban dugaan kekerasan fisik di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji. Santri tersebut diduga dicambuk oleh pemilik pondok usai keluar tanpa izin untuk mencari makanan.
Kanit PPA Satreskrim Polres Malang, Aiptu Erlehana, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait peristiwa tersebut. Kejadian terjadi saat perayaan Idul Adha dan dilaporkan dua pekan setelahnya.
Menurut keterangan polisi, AZX keluar dari kawasan ponpes pada malam hari karena merasa lapar, meskipun sebelumnya sudah mendapat makan. Ia ditemukan oleh pengajar pondok di area persawahan dekat lingkungan pesantren, lalu diminta kembali ke asrama. Setelah itu, korban mendapat sanksi berupa cambukan di bagian kaki.
“Korban mengaku masih lapar meskipun sudah diberi makan, sehingga keluar diam-diam untuk mencari makan,” ujar Erlehana.
Pihak pengajar yang dimintai keterangan menyatakan bahwa hukuman tersebut merupakan bentuk sanksi atas pelanggaran aturan ponpes, yang disebut telah diketahui oleh para santri sejak awal. Namun demikian, proses hukum atas dugaan penganiayaan tetap berlanjut dan telah memasuki tahap penyidikan.
Hingga saat ini, polisi belum menetapkan tersangka karena masih menunggu keterangan dari satu korban lain yang diduga turut mengalami kekerasan dan masih berada di dalam lingkungan ponpes.
“Kami sudah melayangkan surat agar pihak ponpes menghadirkan santri yang diduga menjadi korban lain. Jika tidak ada itikad baik, kami akan lakukan penjemputan,” tegas Erlehana.
Saat ini, AZX sudah berada dalam perlindungan keluarganya. Kepolisian juga telah mengirim surat rujukan kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang untuk memeriksa kondisi psikis korban, mengingat secara fisik masih terlihat luka di kedua kakinya.
Tidak ada komentar