x

Rumah Coklat Bodag: Dari Lereng Wilis ke Pasar Nasional, Cita Rasa Lokal yang Mendunia

waktu baca 2 menit
Minggu, 11 Mei 2025 17:21 89 Pramitha

TODAYNEWS.ID – Di jantung alam pegunungan Wilis, tepatnya di Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, berdiri sebuah destinasi yang memadukan pesona alam, edukasi, dan cita rasa—Rumah Coklat Bodag.

Tempat ini bukan sekadar lokasi wisata biasa, melainkan wujud nyata transformasi potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi yang berdampak luas.

Berawal dari limpahan tanaman kakao yang selama ini hanya dijual mentah oleh petani sekitar, kini kakao-kakao itu diolah menjadi berbagai produk cokelat berkualitas, seperti minuman hangat dan cokelat batangan.

Pengunjung pun bisa menikmati sajian tersebut langsung di tengah suasana sejuk pegunungan, lengkap dengan gazebo dan tikar-tikar yang menambah kenyamanan.

Menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari Kota Madiun melalui jalur Dungus, pengunjung akan menemukan tempat ini hanya 4 kilometer dari Monumen Kresek.

Tak hanya menawarkan kenikmatan kuliner, Rumah Coklat Bodag juga menjadi tujuan wisata edukatif bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin memahami proses pengolahan kakao dari hulu ke hilir.

Direktur Pengelola Sugito menceritakan bahwa Rumah Coklat Bodag berdiri berkat hibah dari Kementerian Desa dan program inkubasi inovasi desa.

Dibangun sejak Agustus dan rampung pada Desember 2019, tempat ini mulai menjalankan uji coba produksi pada awal 2020. Sejak saat itu, geliat ekonomi lokal mulai terasa.

“Petani dulunya menjual ke tengkulak dengan harga yang tak menentu. Sekarang, dengan hadirnya Rumah Coklat, harga kakao jadi lebih stabil, bahkan cenderung naik tiap tahunnya,” jelas Sugito.

Kini, hasil olahan cokelat dari Bodag tak hanya dinikmati secara langsung oleh wisatawan, tapi juga bisa dipesan lewat marketplace maupun aplikasi pesan singkat. Produk mereka telah dipasarkan lewat koperasi, galeri UMKM, hingga beberapa restoran lokal.

Pendapatan usaha ini pun cukup signifikan. Dalam kondisi sepi, omzet bulanan bisa mencapai Rp20 juta, dan melonjak hingga Rp40 juta saat ramai pengunjung. Rumah Coklat Bodag juga menjadi bagian dari BUMDes Abadi Bodag dan telah dikenal di tingkat lokal, regional, hingga nasional.

Ke depan, Sugito berharap ada dukungan lanjutan dari pemerintah agar usaha ini terus tumbuh dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.

”Kami ingin Rumah Coklat Bodag menjadi ikon desa dan bukti bahwa potensi lokal bisa bersaing di pasar yang lebih luas,” pungkasnya.

 

Post Views90 Total Count
LAINNYA
x