TODAYNEWS.ID – Bantuan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) tahun 2025 Pemerintah Kota Semarang, salah satunya diberikan pada Mbah Muhammad warga Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Rasa haru dan penuh syukur nampak terpancar dari wajah Mbah Muhammad saat Wali Kota Agustina Wilujeng mengunjungi langsung rumahnya.
“Matur nuwun sanget (terima kasih banyak-red) Bu Wali, matur nuwun sampun diparingi bantuan (terima kasih sudah diberi bantuan-red),” ungkapnya tulus sambil menggenggam tangan Wali Kota.
Dalam suasana penuh kehangatan, istri Mbah Muhammad tak kuasa menahan rasa terima kasihnya. Rumah Mbah Muhamad adalah satu dari dua rumah yang dikunjungi Wali kota sebagai penerima bantuan RTLH 2025 dari Pemerintah Kota Semarang.
Rumah Mbah Muhammad yang dihuni bersama sang istri memang mengalami kerusakan cukup berat. Kondisi rumah Mbah Muhammad dirasa kurang layak untuk dihuni pasangan suami istri dengan kondisi kesehatan Mbah Muhammad yang saat ini mengalami gangguan penglihatan akibat katarak.
Selain rumah Mbah Muhammad, ada juga rumah Ibu Indasah yang diusulkan sebagai penerima bantuan dari Kelurahan Mijen.
Menurut Agustina, di wilayah Kelurahan Mijen telah diusulkan lebih dari dua unit rumah untuk program ini. Namun, mengingat tingkat kerusakan yang cukup parah, perlu upaya lebih agar bantuan dapat menjangkau seluruh warga yang membutuhkan.
“Kalau dilihat dari kondisi rumah Mbah Muhammad, bantuan 20 juta per unit yang biasa diberikan kemungkinan belum cukup. Maka kami akan berkoordinasi lintas pihak, termasuk menggandeng masyarakat yang peduli,” tutur Agustina.
“Tahun depan, kami akan upayakan ada klaster khusus bagi rumah dengan kerusakan berat agar bantuan yang diberikan bisa lebih optimal,” lanjutnya.
Agustina menjelaskan, pada tahun 2025 ini, Pemkot Semarang telah memfasilitasi perbaikan 920 unit RTLH, sebagian besar di antaranya sudah dalam proses pembangunan. Bantuan dilaksanakan melalui kelompok masyarakat yang terdiri dari tokoh masyarakat, RT, dan RW di lingkungan penerima manfaat, bukan langsung oleh dinas atau pemilik rumah.
Dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, Pemerintah Kota Semarang terus berupaya menghadirkan tempat tinggal yang lebih layak bagi warganya.
“Semoga bantuan ini bukan sekadar bedah rumah, tapi juga menjadi bedah harapan,” pungkasnya.