Puluhan Ribu Gula Rakyat Menumpuk di Gudang, DPR Desak Pemerintah Tindak Mafia Gula Rafinasi
waktu baca 2 menit
Senin, 18 Agu 2025 13:32 75 Dhanis Iswara
Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan. Foto: Istimewa
TODAYNEWS.ID – Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan, mendesak pemerintah untuk segera menindak tegas mafia gula rafinasi yang merugikan puluhan ribu ton gula milik rakyat menumpuk di gudang lantaran tidak bisa dijual karena gula rafinasi impor membanjiri pasar.
Menurutnya, untuk mewujudkan cita-cita Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai swasembada pangan, khususnya gula akan sulit tercapai jika pemerintah tidak segera menindak tegas praktik rembesan gula rafinasi impor yang selama ini merugikan petani tebu dalam negeri.
“Bagaimana kita bisa mencapai swasembada pangan, khususnya gula, jika mafia gula rafinasi masih leluasa bermain? Danantara maupun BUMN akan terus merugi bila terus menjadi penyangga sementara pemerintah tidak tegas mengatasi rembesan gula rafinasi impor,” tegas Nasim Khan, Senin (18/8/2025).
Politisi PKB itu mendesak Kemenko Pangan, Kementerian Perdagangan, dan Satgas Pangan segera mengambil tindakan yang jelas dan tegas dalam mengusut praktik mafia gula yang berulang di setiap periode. “Praktik mafia gula rafinasi tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.
Saat ini, kata Nasim, kondisi petani tebu semakin terpuruk. Banyak di antara mereka mengalami kerugian besar, bahkan ada yang harus menjual aset, melakukan transaksi dengan jaminan pinjaman, hingga kehilangan seluruh modal.
“Petani tebu menangis. Mereka hanya memohon pengembalian dana pembayaran yang sudah lebih dari sebulan belum diterima, padahal masa tebang masih panjang,” ujarnya.
Selain itu, pabrik gula juga menangani masalah serius. “Gudang penyimpanan penuh, kualitas tebu terancam menurun, bahkan harus menyewa tempat tambahan. Situasi ini sangat mengerikan,” tambahnya.
Nasim menegaskan bahwa pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk membantu petani tebu dan mengendalikan tata niaga gula nasional.
“Atas nama petani tebu, saya memohon kebijakan dan perhatian langsung dari Bapak Presiden Prabowo agar permasalahan gula ini segera ditangani dengan tegas. Jangan biarkan petani kecil terus menjadi korban,” tutupnya.
Seperti diketahui, puluhan ribu ton gula rakyat menumpuk di gudang dan tidak bisa dijual. Di PG Prajekan, sebanyak 4.600 ton gula belum terjual, bernilai sekitar Rp 60 miliar. PG Assembagoes, Situbondo, sebanyak 5.000 ton gula tersisa di gudang, setara dengan Rp50 miliar.
Kemudian di PG Panji, sebanyak 2.500 ton gula menumpuk, kerugiannya sekitar Rp36 miliar. Dan di PG Wringin Anom, sebanyak 3.900 ton gula tidak terserap pasar selama delapan periode terakhir.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan petani tebu. Sebab, hasil panen yang sudah digiling belum dibayar, sementara beban biaya produksi terus menghimpit.