TODAYNEWS.ID – Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa dialog diplomatik tidak akan ada artinya jika kelompok E3 yang terdiri dari Inggris, Prancis, dan Jerman menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran.
Hal itu disampaikan Pezeshkian dalam pertemuannya Presiden Swiss Karin Keller-Sutter, pada Rabu (24/9) di sela-sela sidang tahunan ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.
Menurut Pezeshkian, negaranya sangat menyambut baik perundingan diplomatik untuk menyelesaikan masalah program nuklir, akan tetapi jika barat kembali berulah maka diplomatik tak ada artinya.
“Kami menyambut baik perundingan diplomatik untuk menyelesaikan masalah (nuklir), tetapi tentu saja, jika snapback (mekanisme sanksi) diaktifkan, perundingan tersebut tidak akan lagi berarti,” ujarnya, melansir Presstv, Kamis (25//9/2025).
Pezeshkian menegaskan bahwa negaranya tidak mengembangkan senjata nuklir, dan mereka (E3) telah melanggar komitmen dengan menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) bertanggung jawab atas situasi saat ini.
Terlebih dekrit agama yang dikeluarkan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyed Ali Khamenei yang melarang pengembangan senjata nuklir.
“Iran siap untuk memverifikasi masalah ini dalam kerangka hukum internasional dan hak-haknya sendiri,” tegas Pezeshkian.
Teheran kata Pezeshkian, siap bekerja sama dalam mempromosikan transparansi menyelesaikan masalah ini untuk menunjukkan bahwa kampanye propaganda terhadapnya adalah salah.
Seperti diberitakan Presstv, kelompok E3 melakukan penandatangan pada kesepakatan nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai JCPOA telah memicu mekanisme snapback pada bulan Agustus, dengan alasan dugaan kekhawatiran mengenai program nuklir Iran.
Selain kelompok E3, Amerika Serikat dan rezim Israel telah menyiarkan tuduhan semacam itu sejak lama, meskipun tidak adanya bukti yang diberikan oleh Badan Tenaga Atom Internasional, yang telah menempatkan Iran di bawah inspeksi paling mengganggu dalam sejarah pengawas nuklir tersebut.
Sementara itu, pada tanggal 19 September, Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang gagal mengadopsi resolusi yang akan mencegah penerapan kembali sanksi PBB terhadap Iran setelah E3 memicu mekanisme “snapback” dan menuduh Teheran gagal mematuhi JCPOA.
Iran menolak langkah “tidak sah” oleh troika Eropa dan menuduh mereka berpihak pada sanksi ilegal alih-alih menghormati komitmen mereka sendiri.
Tidak ada komentar