Prabowo Gandeng China Investasi MBG dan Giant Sea Wall

TODAYNEWS.ID – Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Prabowo bakal menggandeng China untuk menawarkan berinvestasi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Proyek Giant Sea Wall.

Dalam keterangannya, sosok yang akrab disapa Airlangga itu menilai rencana kerjasama itu dituangkan melalui pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dengan Perdana Menteri (PM) China, Li Qiang yang berlangsung pada sore ini yakni Minggu (25/5/2025).

Baca Juga

2 bulan  lalu

Sewa Jet Pribadi, Pimpinan dan Sekjen KPU Dilaporkan ke DKPP

342 Gibran Negus

“Tentu kita mengharapkan dalam bentuk investasi yang lebih tinggi. Dan pemerintah juga sedang, Pak Presiden tadi bicara mengenai program unggulan baik itu makan bergizi gratis,” ungkap Airlangga di Istana Kepresidenan, pada Minggu (25/5/2025).

“Kemudian swasembada energi dan ke depan juga proyek strategis seperti giant sea wall juga sedang disiapkan,” sambungnya.

Di sisi lain, Airlangga mengatakan dalam agenda pertemuan itu pihak Presiden Prabowo juga membahas salah satu poin utama yaitu terkait kerjasama isi nota kesepahaman (MOU) berbagai sektor strategis.

Baca Juga

3 bulan  lalu

PAN soal Kans Jokowi Jadi Ketum PSI, Responsnya Begini

144 Akbar Budi

Selain itu, Presiden Prabowo juga dorong inisiatif kerjasama two Countries twin park yang akan melibatkan tiga kawasan industri salah satunya proyek batang Jawa Tengah seluas 500 hektare (Ha) yang dikembangkan menjadi ‘Sichuan’ khas Indonesia.

Airlangga menyebut dua poin lain yakni pengembangan kawasan industri di kawasan Bintan dan mitra kawasan di Provinsi Fujian, China.

Airlangga menegaskan, bahwa bentuk kerja sama ini diharapkan membawa manfaat langsung bagi perekonomian Indonesia dan juga mendorong pengembangan nilai investasi kawasan industri Batang minimal sebesar US$3 miliar.

Ia menambahkan, pemerintah juga turut menargetkan proyek itu akan diperkirakan membuka lebih dari 100.000 lapangan kerja baru bagi masyarakat di wilayah tersebut.

“Kalau minimal Batang itu pengembangan awal itu US$3 billion dollars. Yang lain sedang dalam proses,” pungkasnya. (GIB)

65 Total Count