SPBU Pertamina. Foto: Dok. TODAYNEWSTODAYNEWS.ID – Maraknya kendaraan bermotor roda dua mengalami kasus “brebet” atau mogok usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di Jawa Timur, yang diduga karena tercampur air mendapat perhatian serius dari Senayan.
Anggota Komisi XII DPR RI Ateng Sutisna, mendorong pertamina untuk memperkuat sistem trackbility dan digitalisasi pengawasan rantai pasok BBM mulai dari terminal, kapal tanker, hingga SPBU.
Ateng menilai, tercampurnya Pertalite dengan air merupakan masalah serius, karena membuktikan lemahnya pengawasan terhadap pendistribusian BBM.
“Tercampurnya air kedalam BBM bukan sekadar masalah teknis, tetapi simbol lemahnya pengawasan,” kata Ateng, Sabtu (1/11/2025).
Ia juga menilai perlu adanya publikasi berkala mengenai hasil uji mutu dan penanganan pengaduan masyarakat secara daring.
Untuk itu, Ateng berharap insiden ini menjadi momentum evaluasi besar-besaran bagi tata kelola BBM di Indonesia, agar masyarakat tidak kembali dirugikan akibat lemahnya pengawasan dan transparansi dalam distribusi energi nasional.
“Pemerintah wajib menjamin agar setiap liter Pertalite yang dijual di SPBU memenuhi standar mutu dan keamanan,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra, buka suara soal isu dugaan BBM jenis Pertalite yang tercampur air di Jawa Timur hingga menyebabkan kendaraan bermotor roda dua mengalami mogok.
“Terkait isu kontaminasi air di BBM Pertalite yang disalurkan di SPBU, kami dari Pertamina Patra Niaga tentunya all out dan memberikan atensi serius agar hal ini jangan sampai menimbulkan keresahan apalagi menimbulkan kerugian kepada masyarakat,” kata Ega di Surabaya, Jumat (31/10).
Ega menyatakan bahwa Pertamina Patra Niaga telah menyisir dan mengecek kualitas BBM jenis Pertalite di hampir 300 SPBU di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Timur mulai dari Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Bojonegoro, hingga Malang.
Berdasarkan pengecekan tersebut, Ega menegaskan sejauh ini tidak ditemukan adanya BBM jenis Pertalite yang tercampur dengan air.
“Sejauh ini kita tidak menemukan indikasi hal tersebut,” klaimnya.