TODAYNEWS.ID – Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar patroli malam khusus untuk menertibkan anak-anak yang masih berada di luar rumah setelah pukul 22.00 WIB. Kegiatan ini akan mulai diberlakukan pada Rabu (2/7) dan menyasar anak-anak tanpa pengawasan orang tua.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa langkah ini diambil sebagai upaya menekan berbagai perilaku negatif di kalangan remaja, seperti tawuran, konsumsi minuman keras, hingga aktivitas yang tidak pantas di tempat umum.
“Patroli ini akan kami mulai hari Rabu. Ini bentuk kepedulian kami agar anak-anak Surabaya tidak terjerumus ke hal-hal yang merugikan masa depan mereka,” ujar Eri, Selasa (1/7).
Dalam pelaksanaannya, petugas akan menindak anak-anak yang kedapatan keluyuran tanpa pendampingan. Anak yang terbukti melakukan kegiatan positif seperti belajar akan tetap diberikan toleransi, namun keabsahannya akan dicek langsung dengan menghubungi orang tua mereka.
Sebaliknya, jika ditemukan anak-anak yang berboncengan tiga di sepeda motor tanpa helm, atau berpacaran di taman pada malam hari, mereka akan langsung diamankan. “Kalau sudah jelas boncengan bertiga, laki-perempuan tanpa helm, lalu pacaran malam-malam, ini bukan pembelajaran. Ini akan kami tindak tegas dan kami pulangkan ke orang tuanya,” tegas Eri.
Sanksi tidak hanya diberikan kepada anak, melainkan juga kepada orang tua. Menurut Eri, pengawasan dan pembentukan karakter anak tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah, tapi perlu keterlibatan aktif dari keluarga dan sekolah.
“Perubahan perilaku butuh kolaborasi. Orang tua, sekolah, lingkungan, dan pemerintah harus bergerak bersama,” ucapnya.
Untuk anak-anak yang terjaring patroli malam, Pemkot telah menyiapkan program pembinaan selama tujuh hari yang akan melibatkan pendampingan psikolog. Sasaran utama patroli ini adalah ruang-ruang terbuka seperti taman kota, yang kerap dijadikan tempat berkumpul remaja hingga larut malam.
“Kalau masih ada anak-anak di taman tanpa pengawasan orang tua setelah jam 10 malam, kami akan minta mereka pulang. Tidak ada toleransi,” pungkas Eri.
Tidak ada komentar