Pemerintah Minta ke Depan Tak Boleh Lagi Ada Dapur MBG yang Menggunakan Bahan Impor

TODAYNEWS.ID – Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar, menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menggunakan bahan baku lokal untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Karena itu, Cak Imin sapaannya mengingatkan agar tidak boleh ada SPPG atau dapur MBG yang bergantung dan menggunakan pada bahan-bahan impor.

Baca Juga

5 hari  lalu

DPR Desak Pemerintah Percepat Pemulihan Listrik dan BBM di Wilayah Bencana Sumatera

13 Dhanis Iswara

“Jangan sekali-kali menggunakan bahan impor dalam produksi MBG. Bahkan banyak yang memakai tepung impor tanpa sadar. Padahal karbohidrat itu bisa diciptakan dari produktivitas lokal masing-masing daerah,” tegas Cak Imin, mengutip Rabu (10/12/2025).

Cak Imin pun mencontohkan inovasi dari berbagai daerah seperti Papua yang mengoptimalkan sagu, Maluku berbasis singkong, hingga inovasi pengganti susu dari pangan lokal.

Menurutnya, inilah model ideal di mana SPPG bukan hanya sekedar mewujudkan, tetapi menggerakkan petani dan komunitas di sekitarnya menjadi lebih produktif.

Baca Juga

6 hari  lalu

DPP Perbasi Luncurkan Program Penguatan Database, Ini Harapannya

11 Akbar Budi

“Yang sebelumnya tidak pernah menanam menjadi penanam, dan hasilnya dibeli oleh dapur. Inilah berkah SPPG,” ujarnya.

Meski begitu, Cak Imin menyampaikan bahwa pemerintah memaklumi kepada SPPG yang masih menggunakan bahan-bahan impor dalam satu tahun berjalannya program MBG.

Namun setelah satu program MBG ini berjalan, Cak Imin menegaskan tak boleh lagi ada SPPG yang menggunakan bahan-bahan baku impor.

“Kalau satu tahun ini dianggap masa penyesuaian silakan, tapi setelah itu jangan ada satu pun bahan impor,” tegasnya.

Ke depan kata Cak Imin, sebagaimana perintah Presiden Prabowo Subianto, bahwa MBG tidak hanya berfokus pada gizi siswa, tetapi juga pada penggerakkan ekonomi masyarakat.

“Makan Bergizi Gratis bukan hanya soal gizi siswa, tapi bagaimana ekonomi masyarakat setempat bergerak,” pungkasnya.