TODAYNEWS.ID – Peluang mahasiswa Indonesia untuk berkarier di bidang konstruksi di Jepang semakin terbuka luas. Namun, kesempatan tersebut hanya bisa diraih dengan persiapan matang, salah satunya melalui pelatihan khusus.
Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), Ade Maman Suherman, menjelaskan bahwa mahasiswa harus dipersiapkan supaya bisa bekerja secara profesional dan bersaing di tingkat global, khususnya dalam industri konstruksi Jepang.
Oleh karena itu, Uniska menghadirkan program Daito Class bekerja sama dengan perusahaan konstruksi Jepang, Daito Trust Construction, untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja konstruksi di Jepang.
“Program Daito Class sudah dirancang sejak satu tahun lalu dan pihak kampus telah menyeleksi mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti kelas,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kuantitasnya nanti dari 25 mahasiswa akan mengerucut tersaring lagi menjadi 5 orang untuk bekerja ke Jepang.
Selain itu, Ade Maman memberi pesan penting bagi peserta terpilih agar mampu menyesuaikan diri dengan budaya lokal Jepang.
“Inilah salah satu tujuan Daito Class untuk dapat mengenalkan budaya, baik secara negara dan korporasi kepada 5 orang mahasiswa terpilih. Sisanya bisa juga mungkin disalurkan atau melamar di perusahaan Jepang yang terafiliasi dengan perusahaan Jepang dan sebagainya,” ujarnya.
Ade Maman juga menjelaskan bahwa Daito Class akan berfungsi sebagai sertifikat pendamping ijazah agar lulusan Uniska lebih mudah mencari pekerjaan. Ia menargetkan UNSIKA Karawang mampu menghasilkan lulusan berkelas dunia lewat kerja sama dengan Daito dari Negeri Sakura tersebut.
Sementara itu, Senior Executive Officer Daito Trust Construction Co. Ltd, Yutaka Takahashi, menyatakan bahwa program Daito Class bertujuan besar untuk mendidik Sumber Daya Manusia (SDM) luar Jepang agar dapat berkiprah secara profesional. Ia mengakui bahwa Jepang kekurangan tenaga kerja karena populasi menurun.
“Jepang merekrut tenaga kerja dari luar. Jadi tidak melulu orang Jepang sendiri yang direkrut perusahaan besar ini,” jelas Yutaka.
Di tempat lain, Staf Khusus Mendikbud-Saintek, Oki Earlivan, menegaskan bahwa Jepang layak dijadikan contoh karena memiliki etos kerja tinggi.
Oki menilai kemajuan bangsa dapat dicapai dengan memperbanyak kerja sama dengan banyak negara.
“Saya harap program Daito Class dapat bermanfaat bagi Indonesia dan Jepang. Ke depan ada hubungan berkelanjutan dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Saya harap program ini dapat sukses untuk teman-teman semua,” pungkas Oki.
Seperti diketahui, kolaborasi ini berawal dari hubungan baik antara PT Satria Jaya Internasional dan Daito Trust Contructions sejak beberapa tahun yang lalu.
Sogo Sakuramoto selaku CEO PT Satria Jaya Internasional menyebutkan bahwa penunjukkan UNSIKA sebagai mitra akademik.
“UNSIKA memang kami rekomendasikan karena melihat kesesuaian visi dan kapasitas institusional,” ujarnya.
Tidak ada komentar