TODAYNEWS.ID – Anggota Komisi VI DPR RI Kawendra Lukistian, mencecar Direktur Utama (Dirut) PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Achmad Ardianto dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Awalnya Kawendra menanyakan kepada Dirut PT Antam soal kesedian atau stok logam mulia milik PT Antam yang telah terdistribusi ke pelanggan.
“Saya pengen tau, stok logam mulia kita yang bisa didistribusi ke customer berapa persen?” tanya Kawendra kepada Dirut PT Antam di ruang rapat Komisi VI.
Rapat yang berjalan secara interaktif itu pun langsung dijawab oleh Achmad Ardianto yang menyebut bahwa stok logam mulia tergantung pada tingkat pemesanan ke Antam.
“Jadi sekarang ini bisa saya katakan stok kita itu sangat tergantung dari pemesanan. Jadi artinya, kita tidak punya inventori yang cukup sebenarnya, karena begitu kita simpan emas begitu tidak ada penjualan, emas maka kita langsung terekspos dengan resiko,” jawab Dirut PT Antam.
Tak puas dengan jawaban tersebut, Kawendra justru menuding ada permainan stok emas di tubuh PT Antam. Pasalnya kata Kawendra, berdasarkan informasi yang ia dapatkan ada dugaan permainan terkait stok emas tersebut.
“Kepastian atau karena ada permainan, karena di sini saya dapat kabar dari teman-teman kalau cari stok emas susah, cuma bisa 20 persen paling,” tanya balik Kawendra ke Dirut PT Antam.
“Kan kalau begini permainan dan nunggu harga naik segala macam ini nyumbang inflasi gila-gilaan kalau kayak gini Pak. Coba dicek pak, mungkin anak buah bapak ataupun apa bapak gak paham dibawahnya. Karena saya sudah dapat banyak laporan ini Pak,” tambah Kawendra.
Mendapat cecaran tersebut, Ardianto mengungkapkan bahwa sebenarnya PT Antam kesulitan dalam melakukan penjualan emas karena keterbatasan modal dan harga emas yang tak bisa diprediksi.
“Jadi kesulitan Antam itu dalam hal jual beli emas itu Pak. Sebenarnya adalah modal kerja, karena apa? Karena emas itu kan mahal harganya kalau kita beli kemudian kita simpan itu buat Antam gak menguntungkan, karena kita tidak bisa prediksi harga emas,” ungkapnya.
Mendengar jawaban itu, legislator Fraksi Partai Gerindra itu kembali mencecar Dirut PT Antam dengan mengungkap bahwa keberadaan logam mulia pada beberapa waktu lalu mengalami kelangkaan.
“Pak beberapa bulan lalu itu emas diburu sampe langka Pak,” ucapnya.
Merasa terus dicecar, Ardianto menegaskan kembali bahwa instansinya memiliki keterbatasan modal, sehingga sangat tergantung pada penjualan.
“Jadi yang terjadi sekarang adalah tidak terlepas dari sistem penjualannya, Antam dulu itu kan gak punya modal Pak, sehingga yang menjualkan emas ke lapangan bahwa itu adalah orang-orang yang punya uang,” ungkapnya.
“Jadi perusahaan-perusahaan mitra kita namanya all seller Pak salah satunya, tapi mungkin angelnya agak berbeda Pak. All seler membantu Antam menjualkan Kepada Toko Emas, rakyat, kenapa mereka bisa? Karena mereka punya uang, mereka beli ke Antam baru Antam buatkan, jadi ini seperti back to back, Antam membuatkan, lalu serahkan ke dia,” tambah Ardianto mengungkapkan.
Mendapat jawaban-jawaban itu, Kawendra pun menegaskan bahwa Komisi VI DPR tidak ingin PT Antam dan perusahaan tambang lainnya dipandang buruk kembali oleh publik lantaran dosa-dosa para direksi perusahaan pertambangan yang banyak terjerat kasus hukum.
“Jadi kita harap kita nggak mau nih yang namanya Perusahaan Negara PT Antam dan lain-lain selalu terimage buruk, bekas dosa-dosa masa lalu, kita perbaiki bersama komunitas ini,” demikian Kawendra.
Tidak ada komentar