TODAYNEWS.ID – Dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional 2025, Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kota Semarang bersama Forum Media SAPA, Puspaga, dan Yayasan Anantaka menggelar talkshow bertema “Waspada Layar, Ciptakan Ruang Aman bagi Anak”.
Puluhan orang tua mengikuti acara dengan sangat antusias, yang membahas tentang seputar dampak layar digital terhadap anak.
Kegiatan ini menjadi pengingat pentingnya kolaborasi antara orang tua, pendidik, hingga pelaku usaha dalam membangun ekosistem digital yang aman dan sehat untuk anak-anak.
Kepala Bidang PPUG Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Sih Wahyu Nurhastanti menegaskan pentingnya peran keluarga sebagai pelindung utama anak di era digital yang serba terbuka.
“Ini mencakup menciptakan lingkungan yang aman dan sehat, baik secara fisik maupun mental, serta memberikan pendidikan tentang literasi digital. Konten negatif di internet dapat memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak, mulai dari gangguan otak, masalah emosional, hingga kecanduan,” kata Sih Wahyu, di Klub Merby, Selasa (15/7/2025).
Direktur Yayasan Anantaka, Tsaniatus Solikah atau akrab disapa Ika, mengingatkan para orang tua untuk tidak gagap teknologi.
Pihaknya juga menyoroti tren konten tak layak yang mulai menyusup lewat game maupun aplikasi media sosial yang dikonsumsi anak-anak.
“Aplikasi game anak-anak sekarang ini banyak memuat video dengan adegan dewasa. Bahkan, dari media sosial dan game ini, sudah ada kasus anak-anak menjadi korban penipuan hingga prostitusi online,” bebernya.
Ika menekankan, kewaspadaan orang tua tidak hanya sebatas soal durasi penggunaan gadget, tetapi juga harus peka terhadap jenis konten yang dikonsumsi anak.
Sementara itu, psikolog dari Puspaga Kota Semarang, Desi Maulia menegaskan, komunikasi yang hangat dan terbuka dalam keluarga merupakan benteng utama perlindungan anak dari bahaya digital.
“Anak-anak belum memiliki kemampuan berpikir secara matang. Karena itu, orang tua perlu menjadi pendengar aktif dan membangun komunikasi yang sehat sedari dini,” ungkapnya.
Desi mengatakan, usia dini adalah waktu emas untuk membangun kedekatan emosional antara orang tua dan anak agar anak merasa aman bercerita, termasuk ketika menghadapi persoalan digital.
Tidak ada komentar