TODAYNEWS.ID – Masyarakat Indonesia kini dihebohkan oleh munculnya varian baru virus Covid-19, yaitu Nimbus NB.1.8.1. Varian ini merupakan turunan dari Omicron. Virus tersebut telah menyebar ke beberapa negara di Asia dan Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tinggi di wilayah tersebut. Akibatnya, banyak warga Indonesia merasa panik dan khawatir akan penyebarannya.
Menanggapi kekhawatiran masyarakat, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa varian baru ini cenderung lemah dan tidak berbahaya. Fokus utama adalah bagi masyarakat yang telah divaksinasi dan rajin menjalankan protokol kesehatan.
“Selama teman-teman sudah pernah divaksinasi jadi kalau ada, dan tadi protokol kesehatannya pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, kalau ada batuk-batuk seperti mas ini yang pakai masker, insyaallah harusnya tidak ada kematian,” jelasnya.
Menkes Budi juga menyebutkan adanya kenaikan kasus Covid-19 di negara-negara ASEAN, tetapi kenaikannya masih kecil, di bawah 1 persen. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Jika mengalami batuk atau lingkungan sekitar banyak yang batuk, segera lakukan tes, gunakan masker, dan rajin cuci tangan.
Varian Covid-19 baru yang bernama Nimbus NB.1.8.1 pertama kali teridentifikasi pada Januari 2025. Virus ini menyebar dengan cepat di Asia dan beberapa bagian Amerika Serikat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian ini sebagai Variant Under Monitoring (varian yang sedang dipantau). Status ini diberikan karena prevalensi varian terus meningkat dan ada potensi dampak pada kesehatan masyarakat.
NB.1.8.1 memiliki mutasi pada protein spike yang meningkatkan tingkat penularan, seperti varian Omicron sebelumnya. Namun, belum ditemukan bukti varian ini menyebabkan gejala lebih berat atau menghindari perlindungan dari vaksin atau infeksi sebelumnya. Data awal dari laboratorium menunjukkan vaksin Covid-19 yang diperbarui, termasuk booster bivalen dan berbasis XBB, tetap efektif melindungi dari gejala berat, rawat inap, dan kematian. Sejauh ini, NB.1.8.1 tidak menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian sebelumnya.