x

Minta BMAD, API: APSyFI Bagian Kecil Industri Tekstil Nusantara

waktu baca 2 menit
Rabu, 25 Jun 2025 22:47 54 Akbar Budi

TODAYNEWS.ID – Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menanggapi Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) yang meminta dikenakannya Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk benang filamen tertentu asal Tiongkok.

Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan API yang juga Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Anne Patricia Sutanto mengapresiasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang tidak melanjutkan pengenaan BMAD untuk benang POY dan DTY

“APSyFI hanya sebagian kecil saja dari komunitas industri pertekstilan, dan tidak mewakili industri tekstil nasional apalagi Asosiasi Pertekstilan Indonesia,” ujar Anne dalam keterangannya, Rabu (25/6/2025).

Dia mengatakan bahwa APSyFI merupakan asosiasi yang mewakili perusahaan hulu yang padat modal, bukan padat karya.

Dia menerangkan, jika BMAD diterapkan maka akan berdampak buruk bagi industri hulu di APSyFI.

“Kami di API ini yang benar-benar mengetahui dampak negatif terhadap industri tekstil nasional yang menghasilkan produk turunan tekstil apabila BMAD atas POY dikenakan,” katanya.

“Karena produk turunan tekstil berbahan baku POY ini sulit bersaing dengan impor langsung produk tekstil turunan apabila POY dikenakan BMAD,” tambahnya.

Selain itu juga akan terjadi penutupan pabrik tekstik yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Jika kemarin BMAD itu dilakukan banyak pabrik yang akan tutup dan sangat jelas akan terjadi PHK massal di industri tekstil,” jelasnya.

Maka dari itu, API dan APINDO sangat mengapreasi langkah pemerintah di bawah Presiden Prabowo khususnya Menteri Perdagangan yang tidak melanjutkan BMAD ini.

“Dan menyelamatkan ratusan industri tekstil dan ratusan ribu pekerja tekstil di Tanah Air,” pungkasnya.

Post Views55 Total Count
LAINNYA
x