Angkatan Bersenjata Yaman. Foto: ReutersTODAYNEWS.ID – Anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mohammed Ali al-Houthi, menyatakan bahwa angkatan bersenjata negaranya berada pada puncak kesiapan tempur untuk melawan setiap potensi tindakan agresi yang dilakukan Rezim Zionis Israel.
“Dengan ini, kami menyatakan bahwa Yaman memantau dengan saksama komitmen musuh Zionis terhadap perjanjian gencatan senjata Gaza, dan sepenuhnya siap menghadapi segala upaya pelanggaran kesepakatan dan melewati batas merah,” tegas Mohammed Ali al-Houthi dalam sebuah pernyataan, melansir Presstv.ir, Jumat (24/10/2025).
Ia menyatakan bahwa seluruh operasional militer Yaman berada pada puncak kesiapan tempur melawan Rezim Zionis. Dia pun memperingatkan musuh bahwa setiap kesalahan langkah terhadap Yaman akan memicu respons yang kuat dan “tak terduga”.
Lebih lanjut, Houthi mencatat bahwa pemerintah Yaman yang berpusat di Sana’a, sangat menentang pengepungan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Pembatasan pengiriman bantuan ke wilayah pesisir, dan pelanggaran berulang kali terhadap gencatan senjata Gaza oleh rezim pendudukan Tel Aviv tak boleh dibiarkan terus-menerus.
Pejabat senior Yaman ini pun mendesak pertanggungjawaban Amerika Serikat dan mediator lainnya – Mesir dan Qatar – atas pengabaian pelanggaran klausul perjanjian gencatan senjata oleh rezim Israel, dan potensi bahaya selanjutnya.
Menanggapi meningkatnya perang genosida Israel di Gaza yang dimulai pada Oktober 2023, pasukan Yaman menerapkan blokade maritim strategis yang bertujuan untuk menghalangi pasokan sumber daya militer ke wilayah yang diduduki Israel.
Terlebih, sampai kini, Israel masih terus melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap target-target penting yang terletak di wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Menurut kementerian kesehatan Gaza, serangan Israel telah merenggut nyawa lebih dari 68.200 warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung sejak Oktober 2023.