TODAYNEWS.ID – Menteri luar negeri (Menlu) Iran, Sayid Abbas Araghchi, menekankan bahwa kesepakatan negaranya dengan Kairo tidak lagi kredibel.
Hal itu dikarenakan langkah ilegal Amerika dan troika Eropa untuk memulihkan kembali sanksi terhadap Iran telah berakhir ditangan Dewan Keamanan (DK) PBB
Menlu Iran dalam pertemuan dengan para dubes, kuasa usaha dan kepala perwakilan luar negeri serta internasional yang berkedudukan di Tehran, menegaskan bahwa pemulihan sanksi atau snapback dari DK PBB terhadap Republik Islam Iran adalah ilegal.
“Snapback mengubah semua ketentuan sebelumnya, dan Perjanjian Kairo tidak lagi berlaku; Republik Islam Iran telah mencoba segala cara yang mungkin untuk menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi, dan sekarang Barat tidak memiliki alasan yang sah untuk menggunakan snapback,” katanya usai pertemuan tersebut, dikutip Minggu (5/10/2025).
“Pengalaman membuktikan bahwa tidak ada solusi kecuali mekanisme diplomatik untuk menyelesaikan isu nuklir Iran,” tandas Aragchi.
Kepala lembaga kebijakan luar negeri Iran itu menjelaskan, sanksi snapback sama halnya seperti serangan militer, dan bukanlah sebuah solusi menyelesaikan isu nuklir Iran. Snapback menurutnya, tidak akan membuahkan hasil apa pun.
Aragchi menjelaskan bahwa jalan menuju diplomasi selalu ada, namun Barat kata dia, telah kehilangan perannya dalam perundingan dengan Iran dan menguranginya.
Menteri Luar Negeri Iran menambahkan, “Jika mereka (Amerika dan Eropa) maju dengan itikad baik, kita dapat mengharapkan hasil negosiasi, terutama dalam situasi saat ini dan kembalinya sanksi Dewan Keamanan, yang telah mempersulit situasi,” tegas Aragchi.
Lebih lanjut Aragchi mengatakan bahwa selama agresi militer Amerika dan rezim Zionis Israel terus berlangsung terhadap Iran, maka dunia internasional akan terus bersama mendukung Iran.
“Semua negara menyatakan solidaritas dengan Republik Islam, karena Iran adalah aktor yang bijaksana, dan sekarang hal serupa telah terjadi dan Iran dikenal sebagai aktor yang rasional di dunia,” pungkasnya.
Sumber: Pars Today
Tidak ada komentar