x

Mengenal Tradisi Dugderan Jelang Ramadan di Kota Semarang

waktu baca 3 menit
Rabu, 19 Feb 2025 10:20 214 Yunita

SEMARANG, todaynews.id – Dugderan adalah sebuah tradisi Kota Semarang yang sudah turun temurun yang dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan Ramadan.

Dugderan yang merupakan tradisi tahunan ini menceritakan Semarang tempo dulu pada era kepemimpinan Kanjeng Adipati Purbo Aryodiningrat.

“Beliau mencanangkan tradisi Dugderan yang merupakan suatu bentuk dari keberagaman budaya yang ada di Semarang,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso, Rabu (19/2/2025).

Dalam prosesi Dugderan terdapat akulturasi budaya, adat istiadat, bahasa, etnis, agama yang melebur bersama-sama menyambut datangnya bulan Ramadan.

“Untuk tahun ini, tema yang diangkat Bhineka Tunggal Budaya dalam Harmoni Dugder 2025. Ini membuktikan bahwasanya Kota Semarang memiliki realitas sebagai kota yang memiliki toleransi, memiliki akulturasi budaya yang sangat menghargai sesama, khususnya dalam menyambut Bulan Suci Ramadan,” jelasnya.

Dugderan sendiri merupakan tradisi, untuk mengumumkan kepada masyarakat muslim Kota Semarang kapan tanggal 1 Ramadan dimulai.

Pada tahun ini, prosesi Dugderan akan dilaksanakan pada Jumat (28/2/2025).

Prosesi diawali dengan upacara di Halaman Balai Kota Semarang. Walikota Semarang terpilih, Agustina Wilujeng Pramestuti bertindak sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum, Adipati Kota Semarang akan memimpin upacara. Prosesi berlanjut dengan pemukulan bedug sebagai tanda mulainya pawai arak-arakan peserta Dugder.

“Ada prajurit Patang Puluhan, termasuk prajurit berkudo yang mengawali proses kirab budaya ini. Rombongan ibu Wali Kota dan pak Wakil Wali Kota serta Muspida menggunakan kereta kencana,” tuturnya.

Pawai dimeriahkan oleh berbagai komunitas seperti komunitas Tay Kak Sie, lintas etnis, termasuk perempuan berkebaya. Ada pula Ormas seperti NU, Muhammadiyah yang semakin memeriahkan acara.

“Sekaligus Dugderan anak akan kita gabung. Setelah prosesi pemukulan bedug oleh ibu walikota, menandai jalannya kirab budaya. 4000 anak akan berkesempatan tampil menunjukkan talentanya berupa flashmob di halaman Balaikota,” bebernya.

Setelah flashmob, lanjut Wing, anak-anak akan ikut pawai namun di barisan terakhir. Karena mereka tidak akan ikut arak-arakan sampai titik akhir dan hanya berhenti di depan Mal Paragon Jalan Pemuda.

“Kasihan kalau anak-anak harus berjalan jauh. Mereka akan membubarkan diri di Paragon,” imbuhnya.

Sementara rombongan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum akan tetap menyusuri jalan Pemuda hingga ke Masjid Agung Semarang.

“Sampai Kauman (Masjid Agung Semarang) akan ada penyerahan suhuf kholaqoh. Yang biasanya di serambi masjid akan kita lakukan di lapangan alun-alun,” ujarnya.

“Acara dilanjut dengan pembacaan suhuf kholaqoh, pengumuman tentang tibanya bulan Ramadan yang nantinya akan dibacakan oleh ibu Wali Kota. Kemudian pembagian dan rebutan roti ganjel rel,” sambungnya.

Tak sampai disana, prosesi Dugderan akan berlanjut dengan bergeser melanjutkan prosesi ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang diterima oleh Gubernur Jawa Tengha terpilih.

“Kami terus ajukan event ini ke pemerintah pusat agar masuk kalender of event. InsyaAllah kementrian kebudayaan akan kami undang,”

“Karena Dugderan ini merupakan salah satu budaya kearifan lokal yang hanya ada di Kota Semarang. Ini event besar pertama yang dilakukan oleh ibu Wali Kota terpilih sekaligus ajang perkenalkan kepada masyarakat,” tutupnya.

Post Views193 Total Count
LAINNYA
x