Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sukses menciptakan motor hidrogen. (Istimewa)TODAYNEWS.ID – Di tengah pameran inovasi pendidikan vokasional di Gedung Balai Pertemuan Umum, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), perhatian tertuju pada sebuah sepeda motor bertuliskan FCEV atau Fuel Cell Electric Vehicle Jawara yaitu jenis kendaraan listrik yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik melalui sel bahan bakar.
Listrik ini kemudian digunakan untuk menggerakkan motor listrik, dengan hasil sampingan hanya uap air. Sebuah motor sport berdesain futuristik, tanpa suara mesin, tanpa asap, dan berbahan bakar hidrogen karya tim mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Pendidikan Teknik Industri (FPTI) UPI.
Salah satu anggota tim, Muhammad Zidan, menjelaskan bahwa motor ini sepenuhnya digerakkan oleh energi bersih.
“Motor ini menggunakan bahan bakar hidrogen yang diubah menjadi listrik melalui alat bernama fuel cell. Dari hidrogen, dihasilkan energi listrik untuk menggerakkan motor,” ujarnya.
Zidan, mahasiswa angkatan 2023 yang bertugas di bidang elektrika dan wiring harness body, menceritakan bahwa proyek ini mulai dikembangkan sejak tahun 2024 oleh sepuluh mahasiswa di bawah bimbingan Dosen Pendidikan Teknik Otomotif, Sriyono, S.Pd., M.Pd., dan Ramdhani, S.Pd., M.Eng.
Proses perakitan motor ini memakan waktu sekitar tiga bulan efektif, dengan tahap desain berlangsung selama lima bulan.
Meski sebagian besar komponen dirakit sendiri, 80 persen bahan yang digunakan merupakan produk dalam negeri. Hanya fuel cell, alat pengubah hidrogen menjadi listrik yang didatangkan dari Republik Ceki karena belum tersedia di Indonesia.
“Kami berharap suatu saat bisa membuat fuel cell sendiri agar proyek seperti ini benar-benar mandiri,” tutur Zidan.
Motor ini dirancang bukan hanya untuk berfungsi, tetapi juga untuk membawa pesan besar: sustainability. Tidak ada emisi gas buang, karena satu-satunya hasil pembakaran adalah air murni.
“Kami ingin membuktikan bahwa kendaraan ramah lingkungan bukan sekadar konsep, tetapi bisa diwujudkan oleh mahasiswa Indonesia,” kata Zidan.
Dibalik bodinya yang ramping, motor ini sarat dengan teknologi pintar. Terdapat sensor hidrogen untuk mendeteksi kebocoran gas dan mematikan sistem otomatis (cut-off) saat terjadi potensi bahaya.
Selain itu, terdapat sistem IoT (Internet of Things) yang memungkinkan pemantauan penggunaan energi, tekanan gas, dan suhu mesin melalui ponsel.
Tak berhenti di situ, motor ini juga dilengkapi GPS tracker dan fitur tap card RFID sebagai sistem pengaman layaknya kendaraan Tesla.
Bahkan, saat motor hilang, pemilik dapat mematikan mesin dari jarak jauh hanya dengan mengirimkan pesan singkat (SMS).
Motor sport satu jok ini mampu melaju dengan kecepatan maksimum 80 km/jam, dan hanya memerlukan dua liter hidrogen untuk menempuh 428 kilometer.
Ketika bahan bakar habis, motor tetap dapat berjalan menggunakan baterai cadangan, serta dilengkapi regenerative braking, sistem yang mengubah energi pengereman menjadi daya listrik tambahan.
Cikal bakal motor hidrogen ini bermula dari ajang PLN ICE 2024, lomba rancang bangun motor hidrogen tingkat nasional yang diikuti oleh 30 kampus.
Tim UPI berhasil menjadi salah satu dari dua tim terpilih di Indonesia yang mendapat dukungan pendanaan untuk merealisasikan rancangan menjadi unit nyata.
“Waktu itu kami memulai dari konsep café racer yang dipadukan dengan desain motor sport. Sekarang, motor ini menjadi kebanggaan karena satu dari dua unit yang ada di Indonesia, satunya lagi di ITS,” jelas Zidan.
Dukungan dari pihak universitas menjadi faktor penting. UPI memberikan akses laboratorium selama 24 jam penuh bagi tim, serta dispensasi akademik agar mereka dapat fokus menyelesaikan proyek ini tepat waktu.
“UPI memberi ruang bagi kami untuk berinovasi. Itu yang membuat proyek ini bisa terwujud,” tambah Zidan.
Meski telah melahirkan inovasi besar, perjuangan tim otomotif UPI belum selesai. Mereka kini tengah menyiapkan prototipe mobil hidrogen, serta mendorong terbentuknya stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel station) di masa depan.
“Kendaraan hidrogen akan jadi masa depan transportasi dunia. Tapi untuk itu, kita butuh infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian yang aman dan mudah diakses,” jelas Zidan.
Tim yang juga merancang bus listrik kampus UPI (Evo 1 dan Evo 2) ini berharap dapat terus mengembangkan teknologi otomotif berkelanjutan yang ramah lingkungan dan bisa bersaing secara global.
“Harapan kami sederhana: karya ini bisa menjadi inspirasi bahwa anak muda Indonesia mampu menciptakan teknologi masa depan,” tutupnya.
Melalui inovasi ini, UPI menegaskan komitmennya dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-7 (Energi Bersih dan Terjangkau) serta poin ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim), dengan mendorong pengembangan kendaraan tanpa emisi yang ramah lingkungan dan siap bersaing di era transportasi hijau masa depan.
Dosen Pendidikan Teknik Otomotif UPI yang juga sebagai pembimbing tim pengembang motor hydrogen, Sriyono, M.Pd, mengatakan, dukungan kampus terhadap inovasi teknologi mahasiswa di bidang teknologi hijau dinilai sangat besar.
Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan mahasiswa dalam memenangkan lomba inovasi di tingkat nasional (ICE PLN, KMHE) juara 1 kategori sepeda bambu listrik dan kendaraan roda tiga, runner-up sepeda motor FCEV maupun event tingkat internasional (Shell Eco Marathon Asia Pacific and Middle East), serta runner-up kategori prototype hydrogen.
“Dukungannya sangat komprehensif, dari tingkat program studi, fakultas khususnya FPTI, sampai manajemen tingkat universitas,” ujarnya.
Masih menurutnya, dengan dukungan tersebut, tim diagendakan akan mengikuti lomba kendaraan hemat energi di Timur tengah.
“Awal tahun depan atas dukungan universitas juga kami akan mengikuti final lomba kendaraan hemat energi, dengan kategori urban concept hydrogen pada ajang Shell Eco Marathon Asia and Middle East 2026,”terangnya.
Komponen/Spesifikasi
Jenis bahan bakar
Hidrogen (Fuel Cell)
Kecepatan maksimum
80 km/jam
Kapasitas tabung
1 liter
Jarak tempuh
428 km / 2 liter hidrogen
Persentase komponen lokal
± 80%
Fitur utama
IoT Monitoring, GPS Tracker, RFID Security, Regenerative Braking, Safety Cut-Off
Jumlah tim pengembang
10 mahasiswa FPTK UPI
Dosen pembimbing
Sriyono, S.Pd., M.Pd., dkk.