Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian. Foto: TODAYNEWS/Dhanis TODAYNEWS.ID – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) merilis data kerugian pemerintah provinsi DKI Jakarta akibat gelombang unjuk rasa selama sepekan terakhir mencapai Rp50,4 miliar.
Data tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian, pada saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).
Banyaknya kerusakan terhadap fasilitas umum dan gedung-gedung pemerintahan serta transportasi publik yang dirusak massa juga membuat angka tersebut menjadi besar.
“Di DKI Jakarta, tercatat kerusakan pada 22 halte. Kerugian senilai Rp3,3 miliar dialami MRT, Rp41,6 miliar untuk Transjakarta, serta Rp5,5 miliar untuk CCTV,” ungkap Tito.
Tito menambahkan, sejak aksi demonstrasi pada 25 Agustus hingga awal September, terdapat 107 titik aksi unjuk rasa di 32 provinsi.
“Beberapa aksi disusupi tindakan anarkis seperti pembakaran, penjarahan, dan perusakan gedung pemerintahan,” ungkapnya.
Tito memaparkan beberapa daerah yang terdampak kerusuhan, antara lain seperti Jakarta, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan lain sebagainya.
“Kalau kita lihat data, DKI Jakarta, kota Makassar, Surakarta, Surabaya, Kediri baik DPRD maupun kantor Pemkab, Mataram NTB, Bandung, Semarang, Brebes, Pekalongan, Tegal, Cilacap, Kediri, Kebumen, Jepara, Malang, Cirebon, Banyumas, Banjar, Jambi, Tasikmalaya, Palembang, dan Palopo mengalami kerusakan di kantor DPRD dan fasilitas umum,” ujar Tito.
Sejumlah daerah lain pun tak luput dari dampak aksi massa, seperti di Jambi, Gedung DPRD Provinsi yang dirusak, sementara di Palembang Gedung DPRD dan Kantor Ditlantas Polda Sumsel juga dibakar massa.
“Itulah beberapa kerusakan akibat aksi-aksi kekerasan yang ada,” demikian Tito.