x

Majelis Masyayikh Perkuat Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren Dalam Asesmen Ma’had Aly Tahap Kedua

waktu baca 3 menit
Sabtu, 1 Nov 2025 11:01 2 Azis Arriadh

TODAYNEWS.ID – Majelis Masyayikh terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat penjaminan mutu pendidikan pesantren. Langkah ini merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, yang menegaskan posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan dengan kekhasan, kemandirian, serta peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai tindak lanjut amanat tersebut, Majelis Masyayikh menggelar asesmen penjaminan mutu Ma’had Aly tahap kedua pada 13–30 Oktober 2025. Kegiatan ini mencakup 13 Ma’had Aly di 11 kota/kabupaten dari empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, dengan melibatkan 26 asesor. Seperti pada tahap pertama, pelaksanaan asesmen kali ini tetap berlandaskan semangat untuk memperkuat budaya mutu pendidikan pesantren yang mandiri, berkelanjutan, dan berakar pada nilai-nilai khas pesantren.

Ketua Majelis Masyayikh, KH. Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin), menegaskan bahwa asesmen ini bukan sekadar pemenuhan standar administratif, melainkan sarana menumbuhkan kesadaran internal mengenai pentingnya budaya mutu.

“Asesmen ini bukan soal dinilai atau menilai, tetapi tentang bagaimana pesantren memahami dan mengembangkan potensi dirinya sendiri. Fokus utama asesmen Ma’had Aly adalah internal quality culture — budaya mutu yang tumbuh dari dalam. Dalam bahasa undang-undang, ini sejalan dengan semangat kemandirian dan kekhasan pesantren sebagai sumber utama dalam mewujudkan budaya mutu,” ujarnya.

Pelaksanaan asesmen tahap kedua Ma’had Aly menjadi langkah strategis lanjutan dalam memperkuat ekosistem mutu pendidikan pesantren yang kolaboratif dan berkelanjutan. Dalam kerangka standar tarbiyah, kegiatan ini tidak hanya menilai capaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL), tetapi juga memperkuat kualitas proses pembelajaran, penyediaan sarana-prasarana pendidikan, serta pelaksanaan karya ilmiah (bahts) dan pengabdian masyarakat (khidmah) sebagai bagian dari pengembangan mutu Ma’had Aly.

Direktur Pesantren Kementerian Agama sekaligus Kepala Sekretariat Majelis Masyayikh, Basnang Said, menambahkan bahwa penguatan mutu harus berakar pada karakter dan nilai khas pesantren.

“Setiap Ma’had Aly memiliki keunikan dan tradisi keilmuan yang berbeda. Melalui asesmen ini, kita memastikan bahwa penguatan mutu tidak menyeragamkan, tetapi justru memperkuat kekhasan itu. Kemandirian mutu berarti pesantren mampu menjaga jati diri sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman,” jelasnya.

Mudir Ma’had Aly Al-Tarmasi Pacitan, Dr. Ahmad Fauzan, turut memberikan apresiasi atas pelaksanaan asesmen tersebut.

“Bagi kami, asesmen ini bukan sekadar evaluasi formalitas, tetapi kesempatan untuk mendapatkan masukan konstruktif dari para asesor. Kami merasa didampingi dan termotivasi untuk memperkuat kualitas akademik, tradisi keilmuan, dan pelayanan kepada mahasantri. Asesor hadir bukan untuk menghakimi, tetapi mendampingi. Ini menjadi ruang belajar bersama antara asesor dan pengelola Ma’had Aly,” ungkapnya.

Selain meningkatkan kualitas akademik, asesmen ini juga mempererat hubungan antara Majelis Masyayikh, Dewan Masyayikh, dan lembaga pesantren dalam membangun sistem mutu yang saling menopang. Proses ini diharapkan mampu memperkuat budaya akademik serta meneguhkan pesantren sebagai pusat keilmuan Islam yang unggul dan berakar kuat pada tradisi.

Melalui rangkaian asesmen Ma’had Aly tahap kedua ini, Majelis Masyayikh berharap terbangun budaya mutu yang berkesinambungan dan berorientasi pada peningkatan kualitas kelembagaan, kurikulum, dan tata kelola pendidikan. Semangat ini sejalan dengan standar mutu Ma’had Aly yang menekankan keberlanjutan tradisi keilmuan, penguatan manajemen, serta kemandirian dalam menjaga jati diri dan mutu pendidikan pesantren.

Post Views3 Total Count

Pilkada & Pilpres

INSTAGRAM

2 days ago
2 days ago
2 days ago
2 days ago

LAINNYA
x
x