Majelis Masyayikh Gelar Pelatihan Asesor Ma’had Aly, Jaga Independensi Pesantren
Ketua Majelis Masyayikh, KH. Abdul Ghaffar Rozin. (Istimewa) TODAYNEWS.ID – Majelis Masyayikh mengambil langkah penting dalam penjaminan mutu pendidikan pesantren dengan mengadakan Pelatihan Asesor Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Pesantren Jenjang Ma’had Aly pada 18–22 Agustus 2025 di Tangerang. Kegiatan ini menjadi kesempatan krusial untuk memastikan sistem penjaminan mutu berjalan efektif sekaligus memperkuat peran Ma’had Aly sebagai pusat pembinaan ulama.
Pelatihan ini diikuti oleh asesor Ma’had Aly dari berbagai daerah dan instansi. Pemerintah diwakili oleh Direktur Pesantren Kementerian Agama RI, Subdit Pendidikan Ma’had Aly, Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (AMALI), dan fasilitator dari Majelis Masyayikh yang mendampingi selama acara.
Dalam lima hari, peserta menjalani pembelajaran sinkron dan asinkron, diskusi kelompok, simulasi asesmen, serta praktik menggunakan instrumen penjaminan mutu lewat aplikasi SYAMIL. Materi yang disampaikan mencakup pemahaman regulasi, standar mutu, kode etik, hingga pembuatan laporan asesmen yang objektif, reflektif, dan solutif.
Ketua Majelis Masyayikh, KH. Abdul Ghaffar Rozin, menegaskan bahwa asesor Ma’had Aly berbeda dengan asesor perguruan tinggi pada umumnya.
“Asesor bukan sekadar pemeriksa administratif, melainkan bagian dari keluarga pesantren. Hubungan kita bukan hakim dengan terdakwa, melainkan hubungan kekeluargaan, keilmuan, dan bathiniyyah. Asesor hadir untuk menjaga ruh pesantren sekaligus mendorong tumbuhnya budaya mutu,” ucapnya.
Gus Rozin juga menegaskan Ma’had Aly memegang amanat besar dalam melahirkan kader ulama yang mumpuni.
“Ma’had Aly diharapkan jadi mercusuar keilmuan Islam yang mampu menyebarkan visi keulamaan dan tradisi intelektual ulama Nusantara berbasis kutubutturots. Lulusan Ma’had Aly bukan hanya mutafaqqih fi al-din, tetapi juga mutafaqqih fi masalih al-khalqi, yaitu ulama yang mendalami ilmu sekaligus memberi solusi atas persoalan bangsa,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Rozin juga menekankan pentingnya menjaga independensi dan kekhasan pesantren dalam bingkai pendidikan nasional.
“Pesantren tidak boleh diseragamkan. Kekhasan masing-masing pesantren harus dijaga, bukan agar tertinggal, melainkan supaya berkembang sesuai visi dan misinya. Independensi pesantren merupakan prinsip yang dijamin Undang-Undang Pesantren. Pesantren harus berdiri mandiri tanpa intervensi, dengan tetap berpegang pada komitmen kebangsaan,” jelasnya.
Anggota Majelis Masyayikh Divisi Ma’had Aly, KH. Abdul Ghofur Maimoen, menambahkan bahwa asesor adalah mitra strategis pesantren dan Profil Santri Indonesia menjadi rujukan dalam pengembangan pesantren.
“Profil Santri Indonesia memuat kompetensi, akidah, dan akhlak sebagai kesatuan tak terpisahkan. Inilah rujukan kita dalam pengembangan mutu pendidikan pesantren,” jelasnya.
Diharapkan asesor tidak hanya memeriksa, tetapi juga mendampingi. Mereka harus menjadi mitra pemberdayaan pesantren agar budaya mutu tumbuh di setiap lembaga.
Direktur Pesantren, Basnang Said, menegaskan pelatihan asesor sebagai wujud nyata pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
“Pesantren, dengan segala kekhasannya yang dijamin Undang-Undang, memerlukan pendekatan penjaminan mutu yang kontekstual serta sesuai karakteristiknya. Diharapkan setiap asesor berperan sebagai penjaga mutu sekaligus penggerak budaya pemberdayaan pesantren sehingga Ma’had Aly sejajar bahkan unggul dibanding perguruan tinggi lain, karena substansinya yang khas dan mendalam,” ujarnya.
Pada akhir acara, pelatihan asesor Ma’had Aly ini ditutup dengan pengukuhan oleh Anggota Majelis Masyayikh. Melalui pelatihan ini, Majelis Masyayikh mempertegas komitmen menjaga mutu Ma’had Aly sebagai mercusuar keilmuan Islam Nusantara.
Dengan peran asesor yang profesional dan objektif, Ma’had Aly diharapkan berkembang menjadi lembaga pendidikan tinggi khas pesantren yang melahirkan ulama tidak hanya ahli agama, tapi juga solutif bagi persoalan bangsa.
98 Total CountPos terkait
Berita Favorit
