TODAYNEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) mengakui masih cukup kesulitan dalam rangka memenuhi keterwakilan perempuan untuk berpartisipasi menjadi penyelenggara pemilu.
Pernyataan itu disampaikan oleh Anggota KPU RI, Iffa Rosita dalam agenda diskusi seminar bertajuk ‘Menjamin Hak Politik Kelompok Pemuda, Perempuan, Masyarakat Adat dan Buruh Migran yang digelar di gedung Fakultas Hukum, Universitas Indonesia (UI), Jumat (13/6/2025).
Dalam keteranganya, sosok yang akrab disapa Iffa mengungkapkan bahwa pihaknya masih merasa sulit merekrut perempuan untuk masuk menjadi penyelenggara.
Padahal menurut Iffa, perempuan sebetulnya memiliki sikap yang paling mudah untuk dapat didekati namun untuk terlibat dalam dunia politik yang berkaitan administratif
masih cukup sulit dilakukan.
“Jadi sebenarnya perempuan itu paling mudah untuk didekati, tapi sayangnya juga jadi hambatan kita perempuan- perempuan itu tidak mudah juga untuk mau jadi pihak penyelenggara,” ungkap Iffa.
Di sisi lain, Iffa menilai, terdapat sejumlah faktor yang ditengarai menjadi akar persoalan sulitnya memenuhi ketentuan keterwakilan
perempuan menjadipenyelenggara
pemilu.
Iffa menjelaskan, faktor-faktor yang diduga menjadi penghambat belum terpenuhinya keterwakilan perempuan itu meliputi kurangnya pengetahuan kepemiluan, masalah geografis hingga terkait masalah budaya.
Iffa menuturkan, selain tiga faktor tersebut para kaum perempuan dianggap lebih dominan memilih terjun langsung ke dunia politik praktis daripada berurusan dengan politik administratif.
“Mereka lebih muda untuk bisa terjun ke dunia politik yang praktis seperti jadi timses, tim yel-yel atau tim hura-hura itu mereka lebih suka, tapi kalau sudah berurusan dengan adminitrasi daftar jadi Caleg itu sangat sulit sekali,” ujar Iffa.
Iffa menambahkan, kondisi seperti itu ditengarai juga dirasakan partai politik peserta pemilu yang telah dituntut oleh ketentuan peraturan konstitusi memenuhi keterwakilan perempuan di kontestasi Pilkada.
“Bahkan nanti bisa didengar dari temen-teman narsum kita ya, yang menjadi anggota DPR, itu tidak mudah untuk merekrut mereka mau menjadi anggota DPR, mau menjadi Caleg,” tandas Iffa. (GIB)