Analis Politik Citra Institute, Efriza. Foto: Dok Pribadi TODAYNEWS.ID -Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menilai sangat wajar jika saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) khawatir terkait perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pada pemilu dan pilkada ke depan.
Efriza menilai, alasan kekhawatiran KPU akan kemungkinan terjadinya manipulasi informasi berbasis AI atau deepfake pada Pemilu ke depan cukup berdasar.
“Kekhawatiran KPU cukup beralasan akan potensi manipulasi informasi berbasis AI dan deepfake pada Pemilu 2029. Sebab Pemilu ke depan, berpotensi menjadi ajang kompetisi narasi yang lebih ditentukan oleh kecanggihan algoritma daripada gagasan politik,” kata Efriza kepada TODAYNEWS, Jumat (12/12/2025).
“Bahkan, banalitas Politik dari algoritma bisa saja menjadi hal yang menonjol pada Pemilu ke depan,” tambah Efriza.
Menurutnya perkembangan teknologi yang begitu signifikan sangat berpotensi disalahgunakan untuk membuat konten-konten palsu dalam kontestasi pemilu ke depan
“Harus diakui, teknologi dapat memproduksi konten palsu dengan tingkat kesulitannya sulit terdeteksi oleh publik awam, maupun kalangan anak muda yang kurang peduli terhadap politik,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Efriza, kecenderungan para politisi yang kerap menggunakan media sosial untuk menyerang para lawan politiknya sudah menjadi hal umum.
Karena itu, kata dia jika pemilu dan pilkada ke depan diwarnai dengan konten-konten deepfake atau AI, maka hal ini akan merusak kepercayaan publik terhadap pesta demokrasi di Indonesia.
“Reputasi Deepfake dan AI menyerang bukan sekadar merusak reputasi kandidat, melainkan erosi kepercayaan publik sehingga kebenaran semua informasi politik, diragukan,” tuturnya.
Untuk itu, langkah KPU yang terus melakukan antisipasi sejak dini menurutnya patut diapresiasi, sehingga aturan penggunaan AI dalam pemilu dapat segera dibuat regulasinya.
“Oleh sebab itu, kesadaran KPU melakukan antisipasi sejak dini patut diapresiasi, agar regulasi teknis segera dibuat, literasi digital terhadap masyarakat perlu ditingkatkan dan perlunya penyelenggara pemilu mengedepankan informasi yang akurat dan berpendidikan dengan lebih masif,” pungkasnya.