Komisi I Dorong Indonesia dan Komunitas Internasional Tolak Langkah Israel yang Ingin Mencaplok Gaza

TODAYNEWS.ID – Anggota Komisi I DPR RI Syamsu Rizal, mendorong komunitas internasional untuk menolak rencana Israel yang ingin mencaplok seluruh wilayah Gaza. Ia menilai, langkah itu harus dihentikan, karena hanya akan memperburuk keadaan.

Menurutnya, Indonesia harus berada di garda terdepan menyuarakan penolakan ini dan mengajak komunitas internasional bersikap tegas dan menolak keras rencana tersebut.

Baca Juga

1 minggu  lalu

Golkar Diterpa Isu Munaslub, Ada yang Tidak Puas dengan Kepemimpinan Bahlil Lahadalia

75 Dhanis Iswara

“Rencana ini jelas melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia. Jika dibiarkan, penderitaan rakyat Palestina akan semakin parah, dan konflik akan semakin sulit diselesaikan,” ujar Deng Ical sapaannya, pada, Jumat (8/8/2025).

Ia menilai, dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap rencana Israel merupakan sinyal berbahaya bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lanjutnya, harus segera mengambil langkah konkret untuk menghentikan rencana itu sebelum terlambat.

“PBB tidak boleh diam. Ini adalah ujian bagi kredibilitas lembaga internasional tersebut dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia,” tegas politikus PKB itu.

Baca Juga

1 minggu  lalu

DPR dan Pemerintah Setujui Pembebasan Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong

61 Dhanis Iswara

Lebih lanjut, Deng Ical juga meminta komunitas internasional untuk menekan Israel agar membuka akses pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga yang sangat membutuhkan makanan. Banyak warga Gaza yang meninggal karena kelaparan.

“Kami juga menyayangkan perusakan truk pembawa bantuan kemanusiaan yang dilakukan warga sipil Israel. Mereka betul-betul tidak memiliki hati nurani,” jelasnya.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar rapat membahas pencaplokan penuh jalur Gaza dengan menggelar operasi militer besar-besaran. Rencana itu mendapat restu dari Presiden Amerika Donald Trump.

Langkah tesebut diklaim untuk melindungi para sandera. Hingga kini, terdapat 50 sandera yang masih berada di Gaza. Sekitar 20 diantaranya dilaporkan masih hidup.

24 Total Count