Puka Creative House, ruang UMKM bagi disabilitas. (Todaynews.id)TODAYNEWS.ID – Sejak berdiri pada tahun 2015, Puka Creative House (Puka) atau Pulas Katumbiri terus menghadirkan karya kreatif yang tidak hanya unik dan fashionable, tetapi juga sarat nilai pemberdayaan.
Didirikan sebagai bisnis sosial di bidang crafting, Puka berkomitmen memberdayakan teman-teman berkebutuhan khusus melalui produksi tas, aksesori, dan ragam produk kriya bernilai seni tinggi.
Beroperasi di Jalan Jati No. 35, Kota Bandung, Puka menghadirkan lingkungan kerja yang inklusif dan nyaman. Masyarakat dapat menemukan berbagai produk Puka secara langsung di Official Store Puka di The Park Jabar, Jalan Pahlawan No. 70, Kota Bandung.
Founder Puka, Dessy Nur Anisa Rahma menjelaskan, semangat inklusivitas menjadi fondasi utama berdirinya Puka. Hingga saat ini, Puka telah bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, SLB BC YPLAB Wartawan Bandung, serta komunitas tuli dan down syndrome se-Kota Bandung.
Sebanyak 15 orang penyandang disabilitas berusia 19 hingga 54 tahun telah bergabung sejak 2016. Melalui aktivitas produktif di Puka, mereka mendapatkan ruang untuk mengembangkan potensi dan menghasilkan karya yang bernilai ekonomi.
“Pada awalnya, saya memulai dengan self-manufacture. Ketika permintaan pasar meningkat, saya mencari partner kerja sama. Setelah menganalisis berbagai opsi, saya melihat potensi luar biasa dari teman-teman di Sekolah Luar Biasa (SLB). Ketika kami bertemu dan mencoba bekerja bersama, hasil karyanya sangat bagus,” ujar Dessy.
Perlu diketahui, SLB memiliki berbagai mata pelajaran vocational seperti crafting, make up class, dan cooking class yang berfokus pada peningkatan hard skill.
“Daripada karya mereka hanya tersimpan di lemari, melalui Puka karya tersebut bisa memiliki nilai ekonomi dan manfaat langsung bagi teman-teman disabilitas,” tambahnya.
Proses kerja inklusif tentu menghadirkan dinamika tersendiri. Dessy mengakui bahwa tantangan seperti miskomunikasi, khususnya dengan teman tuli, menjadi bagian dari proses belajar.
Dessy berharap, keberadaan Puka dapat semakin membuka mata masyarakat mengenai inklusifitas dan potensi besar penyandang disabilitas.
“Kesan bekerja bersama kawan disabilitas sangat menyenangkan. Mereka memberi warna baru untuk kami. Di balik hambatan mereka, ada banyak potensi yang bisa dikembangkan,” ungkapnya.
Puka berharap produknya dapat diminati masyarakat yang lebih luas, sekaligus mengubah paradigma tentang kemampuan penyandang disabilitas. Ke depannya, Puka berkomitmen memperluas dampak sosialnya.
“Kami ingin dapat meng-hire lebih banyak kawan disabilitas agar manfaatnya semakin besar,” tutur Dessy.***