TODAYNEWS.ID – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini, menyoroti seringnya muncul kasus keracunan siswa usai menyantap menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah.
Ia pun mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk segera melakukan audit menyeluruh terkait kandungan gizi dan standar keamanan makanan dalam menu MBG.
“Audit keamanan kandungan menu MBG menjadi langkah krusial untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi anak, tetapi juga bebas dari kontaminan dan bahan berbahaya yang dapat mengancam kesehatan,” kata Yahya kepada wartawan, dikutip Jumat (8/8/2025).
Menurutnya rentetan kasus keracunan MBG, dikarenakan lemahnya sistem pengawasan dan pengelolaan distribusi.
“Kelemahan dalam pengelolaan distribusi sering kali menjadi celah munculnya risiko keracunan dan gangguan kesehatan lainnya,” tegasnya.
Untuk itu, Politikus Partai Golkar ini mendorong pengawasan ketat pada proses pengiriman, penyimpanan, dan penyajian MBG agar berjalan sesuai standar keamanan pangan yang berlaku.
Selain itu, Pemerintah harus memastikan keterlibatan tenaga kesehatan daerah dalam proses pengawasan.
“Keterlibatan tenaga kesehatan pada pengawasan program MBG juga bisa menjadi garda terdepan dalam merespons cepat penanganan apabila terjadi kasus keracunan atau gangguan kesehatan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Pemerintah juga diharapkan dapat mengintegrasikan audit, pengawasan, dan respons kesehatan secara holistik. Menurut Yahya, hal tersebut diperlukan agar MBG dapat terus berjalan efektif, aman, dan memberi manfaat maksimal bagi anak-anak Indonesia.
“Aspek kesehatan publik harus menjadi komponen utama dan prioritas dalam pelaksanaan MBG. Dan harus menjadi catatan, keberhasilan program bukan hanya soal kuantitas penerima manfaat, tetapi lebih jauh pada jaminan keamanan dan kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” pungkasnya.
Sebagai informasi, insiden keracunan menu MBG kembali terjadi baru-baru ini menimpa 186 siswa SMPN 8 Kota Kupang yang sampai harus dirawat di sejumlah rumah sakit.
Peristiwa serupa juga dilaporkan terjadi di SDN Tenau Kota Kupang dan SMAN 1 Taebenu Kabupaten Kupang.
Selain di Kupang, ratusan anak keracunan MBG juga terjadi di SMAN 1 Kota Tambolaka, SMKN 2 Kota Tambolaka, dan SMK Don Bosco di Kabupaten Sumba Barat Daya.
Sebelum masalah keracunan ini, persoalan paket MBG juga sudah berulang kali terjadi di NTT. Di Kabupaten Sumba Timur dan Pulau Sumba.
Tak hanya NTT, belasan siswa SD 45 Arowi, Kabupaten Manokwari, Papua juga dilaporkan mengalami keracunan menu MBG.
Selanjutnya, 80 siswa dari dua SMP di Wates, Kulon Progo, Jawa Tengah pun diduga keracunan MBG. Dengan rincian 30 siswa dari SMP Muhammadiyah 2 Wates dan 50 siswa dari SMP N 3 Wates. Akibatnya, mereka harus menjalani perawatan di puskesmas setempat.
Tidak ada komentar