Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan keterangan kepada awak media saat meninjau kondisi Kali Krukut di kawasan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (7/11). Kunjungan ini menandai langkah awal pelaksanaan program normalisasi sungai untuk mengatasi banjir di wilayah Jakarta Selatan. (Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta)TODAYNEWS.ID – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meninjau langsung kondisi Kali Krukut di kawasan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (7/11). Ia menegaskan bahwa Kali Krukut merupakan salah satu saluran utama di wilayah Jakarta Selatan yang berfungsi mengalirkan air hujan dari kawasan tengah kota menuju hilir. Namun, di beberapa titik, terutama sekitar Kelurahan Petogogan, aliran sungai ini mengalami penyempitan yang memicu banjir di kawasan Kemang dan sekitarnya.
“Karena saya tinggal tidak jauh dari sini, saya tahu betul bagaimana dampaknya. Dan hari ini saya melihat langsung salah satu titik penyebab utama banjir, karena aliran sungainya sudah tidak normal,” ujar Gubernur Pramono.
Ia menjelaskan, banyak bangunan berdiri di atas badan sungai yang menghambat aliran air saat hujan deras. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan normalisasi Kali Krukut sepanjang 1,3 kilometer.
“Sepanjang 1,3 kilometer akan kita normalisasi. Kalau tidak dilakukan, apapun upaya, seperti pengerukan dan penggalian, tidak akan cukup. Dampaknya, bila di sini banjir, kawasan Kemang Village, Kem Chicks, dan sekitarnya pasti ikut terdampak, karena airnya tidak bisa turun dan mengalir,” jelasnya.
Pramono menambahkan, penanganan Kali Krukut akan dilakukan bersamaan dengan Kali Mampang yang bermuara di belakang Museum Satria Mandala. Keduanya menjadi fokus utama pengendalian banjir di Jakarta Selatan.
Lebih lanjut, ia memastikan proses normalisasi dimulai pada tahun 2026. Pada tahap awal, Pemprov DKI akan menetapkan lokasi (penlok) serta membebaskan lahan yang terdampak.
“Sungai-sungai di Jakarta memang berada di bawah koordinasi Kementerian PUPR. Tapi, pelaksanaan di lapangan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kami tidak bisa menunggu terlalu lama. Jadi, kami akan keluarkan penlok, lakukan pembebasan lahan, dan setelah itu normalisasi akan berjalan,” tegasnya.
Program normalisasi Kali Krukut sebenarnya telah direncanakan lebih dari sepuluh tahun lalu, namun belum terealisasi. Gubernur Pramono menegaskan tekadnya untuk mengeksekusi rencana tersebut.
“Program ini sudah direncanakan sejak lama, tapi belum pernah dieksekusi. Bismillah, kali ini kita laksanakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menjelaskan bahwa proyek normalisasi Kali Krukut akan dimulai dari segmen Tarakanita hingga Jembatan Tendean dengan total panjang 1,3 kilometer. Dari panjang tersebut, sekitar 360 meter akan menjadi prioritas utama untuk tahap awal.
“Kedatangan Bapak Gubernur hari ini sekaligus menjadi penanda dimulainya pengukuran dan pendataan bangunan yang akan terdampak. Dari total 1,3 kilometer itu, sekitar 360 meter akan kami prioritaskan, mulai dari segmen Tarakanita hingga pertigaan sekitar lokasi ini,” jelas Ika.
Berdasarkan data Dinas SDA DKI Jakarta, proyek ini memerlukan pembebasan lahan seluas 1,52 hektare yang mencakup 65 bidang tanah. Untuk wilayah Kelurahan Petogogan, pendataan bidang terdampak telah dilakukan, sementara di sisi Kelurahan Pela Mampang prosesnya masih berlangsung.
“Kami akan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk warga yang terdampak, agar prosesnya berjalan lancar dan transparan,” pungkas Ika.