Kantor pusat Nestlé di Vevey, Swiss. Foto: IRNA TODAYNEWS.ID – Kampanye boikot terhadap produk dan merek Israel dan atau yang terkait dengan Rezim Zionis, masih terus terjadi di negara-negara Eropa, Amerika, dan negara-negara lainnya.
Bahkan aksi boikot tersebut dilaporkan telah meningkat tajam sejak rezim tersebut melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza dan melakukan kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga Palestina.
Akibat gerakan kampanye boikot itu, salahsatu perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia, Nestlé, dilaporkan telah mengumumkan rencananya untuk memberhentikan 16.000 karyawan di seluruh dunia.
Hal ini dilakukan karena perusahaan makanan raksasa yang berbasis di Swiss ini terus menghadapi gelombang boikot yang semakin meningkat atas hubungannya dengan rezim Israel.
Mengutip laporan Al Jazeera pada Rabu (22/10/2025), pemutusan hubungan kerja akan terjadi selama dua tahun ke depan, seraya menambahkan bahwa biaya yang ditargetkan juga akan dikurangi sebesar tiga miliar franc pada tahun 2026.
Nestlé, yang terkenal dengan beberapa merek ternamanya seperti Nescafé dan KitKat, telah menghubungkan keputusannya dengan penurunan penjualan akibat kampanye boikot anti-Israel di seluruh dunia menyusul perang genosida yang dilakukan rezim tersebut terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Selain itu, Nestlé juga memiliki lebih dari separuh saham Osem, sebuah perusahaan manufaktur dan distribusi makanan Israel.
Media Israel sebelumnya melaporkan bahwa boikot tersebut telah memaksa jaringan restoran Israel “Shouk” untuk menutup semua cabangnya di Washington.