TODAYNEWS.ID – Wali Kota Bandung Muhammad Farhan bertekad akan berjuang habis-habisan agar Bandara Husein Sastranegara kembali beroperasi untuk penerbangan domestik.
“Bayangkan, kita kehilangan 800 ribu wisatawan asing setiap tahun sejak bandara ditutup. Padahal sebelum Covid-19, Bandung pernah mencatat satu juta kunjungan wisatawan mancanegara dalam setahun,” kata Farhan saat menghadiri diskusi pada launching Podcast Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat di Arion Suites Hotel, Jalan Otto Iskandar Dinata.
Meski perjuangan itu tak mudah, apalagi Pemerintah pusat sudah mengarahkan seluruh penerbangan ke Bandara Kertajati, Majalengka, namun pihaknya optimistis Husein Sastranegara akan kembali pada masa kejayaannya.
Dirinya menilai, potensi Bandung sebagai kota wisata yang hilang terlalu besar untuk dibiarkan. Maka satu-satunya cara adalah mengembalikan Bandara Husein Sastranegara sebagai akses bagi para wisatawan.
“Banyak yang bertanya, kenapa memaksa Husein harus dibuka? Karena kenyataannya, kita kehilangan kesempatan,” ucapnya.
Farhan melanjutkan, sambil menunggu pintu Husein Sastranegara kembali buka, pihaknya terus mempromosikan moda transportasi baru yakni kereta cepat Whoosh.
Akan tetapi pada kenyataannya, Whoosh belum berdampak signifikan pada okupansi hotel maupun restoran di Bandung.
“Inilah yang sedang kita pikirkan. Harus ada jalan keluar supaya wisatawan tidak hanya singgah, tapi juga tinggal lama di Bandung,” katanya.
Salah satu strategi yang kini disiapkan adalah dengan memperbanyak event.
Sementara itu dukungan kepada Pemkot Bandung datang dari berbagai pihak.
Ketua PHRI Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi menyebut penutupan Husein Sastranegara sangat terasa bagi dunia industri.
Kunjungan wisatawan dari Singapura dan Malaysia menurun drastis.
“Bukan hanya mancanegara, kunjungan domestik dari Medan, Pekanbaru, dan Palembang juga ikut turun,” ujar Dodi.
Karena itu, PHRI bersama pelaku perhotelan dan restoran sudah mengirim surat kepada Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) untuk ikut melobi pemerintah.
Sedangkan nada optimistis juga terdengar dari Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung, Arief Bonafianto.
Menurutnya, diskusi ini menjadi ruang baru untuk menyelaraskan program pemerintah kota dengan strategi para pelaku industri wisata.
“Ke depan, banyak kolaborasi yang bisa disinergikan untuk menarik wisatawan ke Bandung,” ucap Arief.
Dalam diskusi ini, bukan hanya soal bandara, tapi juga tentang nasib pariwisata Bandung pasca-Whoosh, event-event baru, hingga promosi digital. ***
Tidak ada komentar