TODAYNEWS.ID – Komisi VI DPR RI bersama Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco melakukan Sidak ke kawasan Pasar Kramat Jati, Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Sidak itu digelar dalam rangka merespons kasus dugaan kecurangan yang dilakukan produsen minyak goreng bermerek MinyaKita.
Para rombongan dewan itu juga mengecek ketersediaan dan harga bahan pokok menjelang hari raya Idul Fitri 1446 Hijriyah.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Nurdin Halid mengatakan pihaknya melakukan pengecekkan terkait ketersediaan bahan pokok dan minyak goreng dan sejumlah bahan pokok di pasaran.
Dalam sidak tersebut, rombongan DPR RI juga telah mengambil tiga sampel kemasan MinyaKita dan sejumlah merek lainnya dari ruko yang berbeda untuk diuji standar kualitasnya.
Berdasarkan hasil pengecekan, pihaknya menemukan kemasan produk minyak goreng bermerek Rizki yang diproduksi PT Vina Karya Prima tak mencantumkan tanggal kedaluwarsa.
Pada produk tersebut memiliki barcode tetapi tidak dapat dipindai. Selain itu, tidak sesuai takaran dan harga jualnya tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Produk minyak goreng itu juga tidak sesuai dengan takaran dan harganya di atas HET. Dari kemasan 1 liter, ternyata takarannya kurang dari 800 mililiter,” terang Nurdin mengutip pada Sabtu (15/3/2025).
“Harganya Rp16 ribu, tanpa tanggal kadaluwarsanya. Barcode-nya tidak bisa dicek,” sambung Nurdin.
Nurdin menegaskan bakal segera menindaklanjuti temuan tersebut dengan melaporkan ke Menteri Perdagangan.
Ia menghimbau, kepada seluruh produsen minyak agar patuh mengikuti aturan yang berlaku dan tidak berperilaku curang kepada masyarakat.
Nurdin menegaskan akan meminta pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk segera menarik produk tidak sesuai dengan aturan.
Ia menambahkan, keputusan itu dilakukan dalam rangka untuk menegakan proses hukum yang berlaku dan juga memberikan efek jera kepada para produsen yang nakal.
“Saya setuju dan mendukung Pak Dasco yang meminta Kementerian Perdagangan dan Satuan Tugas Pangan terus aktif memonitor kondisi produk-produk Minyakita di seluruh daerah di Indonesia,” ujar Nurdin.
“Memonitor secara intensif supaya harga tetap bisa stabil dan tidak ada pengurangan volume,” tutup Nurdin.