Anggota Komisi XII DPR RI Dipo Nusantara. Foto: IstimewaTODAYNEWS.ID – Anggota Komisi XII DPR RI Dipo Nusantara, mendesak penyelidikan menyeluruh tewasnya enam santri Pondok Pesantren Jabal Qur’an di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, yang ditemukan tenggelam di danau bekas galian C pada Kamis (20/11/2025).
Dipo menegaskan bahwa perusahaan penambang dapat dikenai sanksi administratif hingga pidana jika terbukti lalai membiarkan bekas galian tanpa pengamanan, sebagaimana ketentuan reklamasi dan pasca tambang.
Ia juga meminta restorasi segera dilakukan di lokasi kejadian serta menelusuri sejak kapan galian dibiarkan terbuka dan pihak yang bertanggung jawab.
“Kami berduka atas kematian enam anak akibat tenggelamnya bekas galian tambang. Kepolisian harus melakukan investigasi mendalam apakah ada unsur kelalaian dengan membiarkan galian C terbuka tanpa upaya penutupan atau pengamanan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (21/11/2025).
“Bila terbukti, perusahaan harus mendapat sanksi. Restorasi bekas galian harus segera dilakukan agar tragedi seperti ini tidak terulang,” tambahnya.
Dipo menjelaskan bahwa pembiaran lubang bekas tambang sepanjang Pasal 19–21 PP No. 78/2010 tentang reklamasi dan pasca tambang. Aturan tersebut mewajibkan perusahaan melakukan reklamasi paling lambat 30 hari setelah penambangan berhenti.
Jika diabaikan, perusahaan dapat dijerat pidana lingkungan berdasarkan UU No. 32/2009 jika kelalaian menyebabkan hilangnya nyawa.
“Perusahaan wajib memulihkan ekosistem dan lingkungan yang rusak akibat aktivitas penambangan. Restorasi pasca tambang bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga kewajiban moral agar tidak ada korban jiwa. Jangan biarkan bekas tambang terbengkalai dan memakan korban,” tegasnya.
Politikus PKB itu juga meminta kasus tersebut diselesaikan secara menyeluruh dan memastikan perusahaan bertanggung jawab jika terbukti lalai.
“Jangan sampai kasus ini terulang. Lakukan pengusutan, kenai sanksi tegas, dan segera lakukan restorasi bekas galian tambang,” ujarnya.
Sebelumnya, para santri diketahui berada di sekitar danau buatan setelah kegiatan latihan. Diduga satu anak lebih dulu tenggelam dan lima lainnya masuk ke air untuk menolong, namun semuanya ikut tenggelam.