TODAYNEWS.ID – Anggota Komisi XI DPR RI, Marwan Cik Asan buka suara soal kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donal Trump yang menaikan tarif impor sebesar 25 persen untuk Indonesia.
Menyikapi hal tersebut, Marwan meminta pemerintah untuk mempersiapkan solusi dalam mengantisipasi aksi perang tarif tersebut.
“Kami mendorong pemerintah segera mengantisipasi dampak perang tarif ini, sekaligus mencarikan solusi-solusi mengantisipasi dampak perang tarif ini,” kata Marwan dikutip Jumat (4/4/2025).
Sebagai informasi, berdasarkan data yang diumumkan Trump, Rabu pekan ini, Indonesia masuk daftar negara yang dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.
Marwan menyebut, kebijakan yang dikeluarkan Trump itu dapat berpotensi mempengaruhi kebijakan ekonomi dan perdagangan dunia termasuk Indonesia.
Marwan menilai bahwa kebijakan Trump terkait tarif impor itu juga dikhawatirkan berimbas pada nilai tukar rupiah ke dolar, harga emas, dan neraca perdagangan dengan AS.
Selain itu, lanjut Marwan, perang tarif impor itu juga berpotensi menaikan harga jual barang ekspor Indonesia dan beresiko mengurangi daya beli produk-produk tersebut.
“Peningkatan tarif ini akan menyebabkan harga barang asal Indonesia menjadi lebih mahal di pasar AS, yang berpotensi mengurangi daya saing produk-produk tersebut,” kata Marwan.
Marwan menilai, berdasarkan riset yang dilakukan Economist Intelligence Unit (EIU) memperkirakan dampak kebijakan Trump terhadap Indonesia tidak sebesar dampak yang dirasakan oleh negara-negara Asia Pasifik lainnya seperti China, Jepang, dan Vietnam.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat AS sebelumnya mengalami defisit neraca perdagangan dengan Indonesia di tahun 2023 dan 2024 secara terus menerus sebesar 11,97 miliar dolar AS dan 16,08 miliar dolar AS.
Meski begitu, jumlah defisit itu masih dianggap lebih kecil jika dibandingkan dengan defisit yang telah dialami AS terhadap China, Jepang, dan Vietnam.
Marwan menekankan, kebijakan Trump itu harus ditanggapi serius oleh pemerintah untuk mencegah menurun nya pendapatan ekonomi dari sektor industri dalam negeri yang cukup bergantung terhadap kebijakan ekspor.
Disisi lain, menurut Marwan aksi Trump itu juga telah beresiko menurunkan permintaan ekspor dari mitra dagang utama indonesia seperti Jepang dan China akibat kenaikan tarif impor AS tersebut.
“Jika ekspor dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti China dan Jepang ke AS menurun akibat kebijakan ini, maka permintaan mereka terhadap produk Indonesia juga dapat ikut menurun,” terang Marwan.
Marwan menambahkan, kebijakan kenaikan tarif impor di AS itu juga dapat berimbas terhadap sektor sektor industri di dalam negeri yang selama ini cukup bergantung pada penjualan ke luar negeri.
“Hal ini berisiko menghambat pertumbuhan sektor industri dalam negeri yang bergantung pada rantai pasok global,” tutup Marwan.